Saturday, 4 November 2017

Lirik Lagu Kids Zaman Now


Artis/Penyanyi : Ecko Show
Judul : Kids Zaman Now
Genre : Hip-Hop

Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Eh dasar
Bocah bocah penerus generasi
Belum cukup umur masih bau terasi
waktu kecil lupa di imunisai
gedenya udah jarang di awasi
yang SD udah kasmaran
SMP malah pacaran
SMA udah pelukan
udah ciuman udah gituan
Pulang sekolah bonceng tiga malah nyasar ke rumah pacar
Lebih murah cabe cabean dari pada yg di pasar
makanya kalo ngemil jangan di campur micin
Pengen mabok yg murah akhirnya hirup bensin
so jago sosialita pasword wifi masih minta
badan lo bau bedak udah berani jatuh cinta
REFF :
ehh dasar
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW 2X
ehh dasar
jaman udah berudah kita beda usia
kalau sekarang main Iphone dulunya pake nokia
jenis klamin tidak lagi dua kritria
ampe bingung bedain mana pria dan wanita

semakin cagihnya dunia semua tersedia
anak kecil lebih suka buka sosial media
bukan matematika atau rumus kimia
tapi artis korea mereka lebih histeria

anak anak usia belia
udah ngerti soal lagu cinta
tak menghormati kaum lansia
apa kabar indonesia
REFF :
ehh dasar
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW 2X
ehh dasar
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
kids jaman NOW
kids jaman NOW
kids jaman NOW

Tuesday, 4 July 2017

Islam di Jawa, para tokoh dan penyebarannya

Gelang dan Kalung Kiriman Raja Campa

Bismillahirrohmannirrohim...!!!

Pada suatu ketika, raja Brawijaya terlibat perbincangan yang hangat dengan istrinya yang bernama Marta Ningrum, istrinya Marta Ningrum, menceritakan bahwa ia memiliki seorang adik perempuan yang bernama Chandra Wulan. Adiknya itu juga memiliki wajah yang sangat cantik, kecantikannya jika digambarkan merupakan salah satu keajaiban zaman yang ada. Apabila dilukiskan dalam Syair adalah sebagai berikut :

Rambut yang hitam bagaikan kegelapan malam tergerai diatas kepalanya, Wajahnya bersinar bagaikan lentera di rumah tetangga itu dan giginya berjajar tersusun rapi.

Perawakan tubuhnya seperti pohon Ban, Bokongnya besar seperti gunung pasir dan bergoyang-goyang jika dilihat dari belakangnya.

Orang-orang yang mensifatinya begitu selalu berpura-pura tidak mengetahui ketika mereka ditanya, Apakah ia termasuk manusia atau bukan?

Mendengarkan penuturan istrinya tentang adik perempuannya itu, Brawijaya menjadi tertarik untuk mempersuntingnya meskipun kakaknya telah menjadi istrinya. Segeralah ia panggil patih dan juga salah satu orang kepercayaannya di kerajaan Majapahit yang bernama Arya Bangah. Saat ia berada di hadapan Brawijaya, berkatalah Brawijaya kepadanya : "Saya mengutusmu pergi menemui raja negri Campa. Jika kamu telah sampai kepadanya, maka berkatalah, "Hamba adalah utusan raja Brawijaya kepada Tuan untuk mengkabarkan bahwa beliau menyukai adik perempuan tuan, Chandra Wulan, sebagai istrinya. Untuk itu akan lebih baik jika anda segera mengirimkannya kepada beliau". Seketika Arya Bangah menjawab "Baiklah tuanku paduka raja". Arya Bangah  berpamitan kepada Brawijaya. dan Arya Bangah pun pergi menuju negeri Campa. Saat perjalanan itu Syair berdendangan melukiskan keadaan waktu itu, yang dapat terejawantahkan dengan ucapan Arya Bangah :

Aku telah pergi, dan aku tidak pergi untuk menunaikan hajatku, Akan tetapi untuk mencari ridlomu yang menjadi angan-angan.

Apabila aku tidak melakukannya, niscaya hatiku tidak akan merasakan ketakutan dan kekhawatiran, dengan menjelajahi padang yang luas dengan sengatan matahari yang sangat panas.

Hanya denagn satu tujuan menemui seorang raja di suatu negeri, Dan aku menemuinya untuk mengambil anak gadisnya yang bagaikan rembulan yang agung.

(itu aku lakukan) Dengan hati yang selalu diliputi rasa takut, Seperti seekor burung gelatik yang diburu oelh burung rajawali yang liar.

Semoga aku dapat menunaikan hajat tuanku, Dengan itu (semoga) aku dapat memperoleh kebahagiaan serta kemuliaan yang diagungkan.

Arya Bangah terus berjalan hingga sampailah ia di negeri Campa. Saat ia memasuki negeri itu, ia mendengar berita penting, Bahwa Raja Campa telah wafat dan raja pengganti sesudahnya adalah anaknya yang bernama Raden Cengkara. Seperti yang telah dituturkan di muka. Dan anak perempuannya telah menikah dengan seseorang yang bernama Ibrahim Al Asmar. Dari pernikahan mereka itu telah lahir tiga orang anak. Mendengar barita itu Arya Bangah sangat sedih, dengan pasti ia merasa bahwa ia akan pulang dengan tangan kosong tanpa membawa hasil apapun.
Pada waktu ia menghadap raja Cengkara, Arya Bangah di tanya tentang nama, berasal dari negeri mana, dan apa keperluannya menghadap. Maka Arya Bangah pun manjawab "Tuanku, hamba adalah orang jawa. Nama hamba adalah Arya Bangah, hamba datang sebagai seorang utusan kepada Paduka Raja dari Raja Agung Brawijaya, Dan hamba juga menyampaikan salam dari beliau serta permaisurinya yang tidak lain adalah saudari kandung tuan, Marta Ningrum, sebagai rasa belasungkawa atas wafatnya ayahanda tuan belum lama ini. Beliau berdua telah memaafkan dan tidak akan mencela tuan karena anda tidak memberi kabar tentang wafatnya ayahanda tuan, Dan beliau mengetahui kabar itu dari seseorang laki-laki dari daerah Kalkutta yang datang menghadap beliau".
Raja Cengkara pun manjawab "Saya tidak memberi berita saudaraku raja yang agung Brawijaya tentang wafatnya ayahku, adalah karena saya merasa merehkan dan menyepelekan diri saya, Lalu saya berkata pada diri saya, jika aku memberitahu beliau tentang wafatnya ayahanda, bisa-bisa beliau akan murka kepadaku karena tidak di beritahu sebelumnya pada saat ayahanda sakit".
Kemudian Raja Cengkara memberi pakaian yang paling bagus kepada Arya Bangah dan memberi penyambutan dengan penuh kemuliaan. Arya Bangah sama sekali tidak mengutarakan tentang maksud sebenarnya ia diutus raja Brawijaya ke negeri Campa. Akan tetapi ia membuat cerita dan alasan sendiri mengapa ia sampai di negeri Campa. Saat Arya Bangah berpamitan kepada raja Cengkara untuk pulang, Raja Cengkara berkata kepada Arya Bangah "Saya mengutusmu untuk membawa gelang serta kalung ini kepada saudara perempuanku Marta Ningrum, istri Raja Brawijaya. Dan berikanlah gelang serta kalung ini kepadanya". Kemudian Arya Bangah minta izin undur diri kepada Raja Cengkara. Arya Bangah pun terus mengadakan perjalanan hingga tiba di kerajaan Majapahit dan langsung menemui Raja Brawijaya. Saat mengahadap raja Brawijaya, Arya Bangah menjelaskan secara panjang lebar tentang hasil dari perjalanannya ke negeri Campa. Ia berkata "Hamba telah pergidan tiba di negeri Campa untuk menunaikan kewajiban khidmah kepada raja yang hamba emban, Namun sayang perjalanan hamba terbilang rugi dan usaha hamba pun sia-sia dengan tanpa hasil yang didapat. Karena anak dari raja Campa, Chandra Wulan, telah dinikahi oleh seorang laki-laki yang berasal dari tanah Arab yang bernama Ibrahim Al Asmar. Dan dari pernikahan itu, mereka telah dikaruniai tiga orang anak, Sedangkan Raja Campa telah wafat hanya berselang beberapa hari saja dengan kedatangan hamba ke negeri Cempa itu. Raja pengganti sesudahnya adalah raja Cengkara, anak laki-laki raja. Dan ini adalah gelang dan kalung kiriman dari beliau untuk diberikan kepada saudarinya, permaisuri Marta Ningrum.
Brawijaya berkata "pergilah dan berikan sendiri gelang dan kalung itu kepada Marta Ningrum. Ingat ! Jangan pernah mengabarkan kepadanya tentang kematian ayahnya. Karena saya khawatir ia akan merasa susah dan sedih ketika ia mendengar kematian ayahnya darimu". Arya Bangah pergi ke rumah Brawijaya dan bertemu langsung dengan Marta Ningrum, Ia segera menyerahkan kiriman tersebut kepada Marta Ningrum. Dan saat Marta Ningrum menerimanya dan memastikan bahwa itu benar-benar kiriman dari saudaranya, seketika itu ia menjerit dan jatuh pingsan. Seluruh penghuni rumah itu terkejut karena jeritan dan tangisan Marta Ningrum. Semuanya berusaha menenangkan dan meredakan tangisan Marta Ningrum. Gemuruh pun tak terelakan menggema di dalam rumah itu. Ketika Brawijaya mendengar kabar itu, segera ia menuju rumahnya, didalam hati kecil Brawijaya menyimpan prasangka buruk kepada Arya Bangah karena mungkin yang menjadi penyebab peristiwa itu adalah Marta Ningrum diberi kabar tentang kematian ayahnya oleh Arya Bangah. Maka (untuk memastikannya) Brawijaya bertanya kepada istrinya, Marta Ningrum, "Permaisuriku, kiranya apa yang menjadi sebab kamu menjerit, menangis dan jatuh pingsan?" Marta Ningrum menjawab "Saya menangis karena kematian ayahku". "Lalu siapa yang memberi kabar itu? sedang tidak pernah datang surat ataupun utusan yang membawa kabar itu", lanjut Brawijaya. "Dahulu ayahku pernah berjanji kepadaku, bahwa beliau akan berwasiat untuk mengirimkan gelang dan kalung ini kepadaku ketika beliau telah wafat. Dan sekarang gelang dan kalung ini telah dikirmkan kepadaku, Maka dari itu aku dapat mengetahui bahwa ayahku telah meninggal". Ini adalah cerita dari Brawijaya dan istrinya Marta Ningrum.

Sumber : Buku Laskar Langit (Kisah Heroik Para Wali di Tanah Jawa)

Sunday, 2 July 2017

Biografi Ali bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin)

Hasil gambar untuk biografi ali bin abi thalib
Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ke-4 setelah Khalifah Utsman bin Affan, beliau termasuk golongan Assabiqunal Awwalun (orang yang pertama masuk Islam). Ali bin Abi Thalib juga sepupu Nabi Muhammad SAW.

Kelahiran Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib lahir sekitar tahun 599/600 M di Mekkah daerah Hijjaz, Jazirah Arab. menurut sejarawan Ali bin Abi Thalib lahir 10 tahun sebelum di mulainya Nabi Muhammad SAW. Nama asli beliau adalah Haydar bin Abi Thalib. Haydar artinya "SINGA" tetapi Nabi Muhammad tidak menyukai nama (Haydar) itu, lalu Rasulullah menamai nya dengan sebutan Ali.
Ketika Ali bin Abi Thalib berusia 6 tahun, dia diambil oleh Nabi Muhammad SAW untuk di asuh seperti Nabi pada waktu kecil yang pernah di asuh oleh ayahnya Ali. Pada waktu Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, Ali bin Abi Thalib baru berusia 8 tahun, beliau adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam, setelah Istri Nabi Muhammad (Khadijah binti Khuwailid). Sejak saat itulah Ali bin Abi Thalib selalu bersama Nabi SAW. Ali adalah anak asuhnya Nabi Muhammad dan beliau juga banyak menimba ilmu keagamaan kepada Nabi Muhammad SAW secara teoritis dan praktis.

Perbedaan pandangan terhadap kepribadian Ali bin Abi Thalib

* Ahlussunnah (Sunni)

Ahlussunnah (Sunni) memandang Ali bin Abi Thalib sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terpandang. hubungan kekerabatan Ali dan Nabi sangatlah dekat sehingga beliau merupakan Ahlul Bait dari Nabi Muhammad SAW, Ahlussunnah (Sunni) juga mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin.

Ahlussunnah (Sunni) menambahkan nama Ali dibelakang dengan Radhiyallahu Anhu (RA) yang artinya "Semoga Allah Ridha Padanya" tambahan ini sama sebagaimana yang di berikan kepada sahabat-sahabat Nabi yang lain.

* Syi'ah

Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah yang berhak menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW. Syi'ah juga meninggikan kedudukan Ali bin Abi Thalib atas sahabat-sahabat yang lain.

Syi'ah menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Alayhi Salam (AS) yang artinya "Semoga Allah Melimpahkan Keselamatan dan Kesejahteraan".

*Sufi

Sufi menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan sebutan Karramallahu Wajhah yang artinya "Semoga Allah Memuliakan Wajahnya". berdasarkan riwayat bahwa Ali bin Abi Thalib tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sekalipun.
seperti yang ada pada riwayat yang mengatakan "Ali bin Abi Thalib tidak suka memandang ke bawah bila sedang berhubungan intim dengan Istrinya". ada juga riwayat lain yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib pernah bertarung (Duel) dengan musuhnya dan pedang beliau merobek di bagian bawah musuhnya, maka Ali enggan meneruskan duel dengan lawannya hingga musuh memperbaiki baju yang di sobeknya.

Ali bin Abi Thalib dianggap oleh kaum Sufi sebagai Imam dalam Ilmu al-hikmah dan futuwwah. Dari dia bermunculan cabang-cabang tarekat (Thoriqoh). Hampir seluruh pendiri tarekat Sufi, adalah keturunan dia sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat Qadiriyyah dengan pendiri Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya Hasan bin Ali seperti yang tercantum dalam kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir Jaelani (Karya Syekh Ja'far Barzanji).

Masa Remaja Khalifah Ali bin Abi Thalib

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki muda pertama yang mempercayai wahyu tersebutatau orang yang kedua yang percaya setelah Khadijah (Istri Nabi). sejak saat itu Ali berusia 10 tahun.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. hal ini berkelanjutan hingga dia menjadi menantu Nabi Muhammad. Hal ini lah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada pelajara-pelajaran tertentu masalah Ruhani atau yang kemudian dikenal dengan Taswuf yang diajarkan Nabi khusus kepada dia tapi tidak kepada murid-murid atau sahabat-sahabat lainnya.
Didikan langsung dari Nabi Muhammad SAW kepada Ali bin Abi Thalib dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek Dzahir, Syariah dan Bathin atau Tasawuf menggembleng Ali menjadi pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.

Peperangan yang di ikuti Ali bin Abi Thalib :

Perang Badar

Beberapa saat setelah Ali bin Abi Thalib menikah dengan Sayyidah Fatimah, pecahlah perang badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di perang ini Khalifah Ali bin Abi Thalib benar-benar menjadi Pahlawan di samping Hamzah (Paman Nabi). Banyak nya kafir Quraisy yang mati di tangan Ali bin Abi Thalib, Beliau menjadi bintang lapangan dalam usia yang sangat muda sekitar 25 tahun.

Perang Khandaq

Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud. Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama Dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah menjadi dua bagian.

Perang Khaibar

Setelah perjanjian Hudaibiyyah yang memuat perjanjian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, di kemudian hari Yahudi menghianati perjanjian tersebut sehingga terpecahlah perang yang dinamakan perang khaibar. Di peperangan itu kaum Yahudi bertahan di benteng Khaibar yang sangat kokoh sehingga para sahabat Nabi tidak ada yang mampu. Dan Nabi SAW bersabda : "Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".

Pada saat keluar sabda di atas, maka seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun tidak sangka ternyata Ali bin Abi Thalib lah yang mendapatkan kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang gagah berani bernama Marhab dengan tebasan pedangnya.

Hampir semua peperangan Ali bin Abi Thalib selalu ikut dengan para sahabat-sahabat yang lainnya, kecuali perang tabuk karena beliau mewakili Nabi Muhammad SAW untuk menjaga Madinah.


Monday, 6 February 2017

Islam di Jawa, para Tokoh dan Penyebarannya

Raden Bondan Kejawan (Lembu Peteng)

Bismillah ini kisah lanjutan yang kemaren.

Yang terjadi setelah itu di kerajaan Majapahit adalah Raja Brawijaya jatuh sakit. Ia tidak bisa berjalan. Kelumpuhan telah menderanya dan tidak ada yang dapat menyembuhkannya. Hingga pada suatu hari ada seorang dukun datang dan berkata pada Raja Brawijaya, "Tuan anda tidak akan bisa sembuh dari penyakit anda ini kecuali dengan menikahi seorang wanita yang bernama Wandha Kuning. Wanita ini berasal dari kalangan rakyat jelata yang rendah derajatnya dan sangat jelek". Dari penuturan dukun itu, hati Brawijaya tidak mempunyai keinginan untuk memperistrinya, akan tetapi keinginan untuk sembuh dan lepas dari penyakitnya itulah yang mendorong Brawijaya untuk tetap menikahi Wandha Kuning. Setelah lewat 3 hari dari pernikahannya, penyakit yang diderita oleh Brawijaya mengalami perubahan, dan hanya waktu yang sangat singkat Brawijaya sembuh dari penyakitnya dan kesehatannya seperti sedia kala.

Dari perkawinannya itu, Wandhan Kuning mengandung seorang anak. Saat menginjak usia melahirkan kandungan, Wandhan Kuning pun melahirkan seorang anak laki-laki yang memiliki wajah yang tampan. Brawijaya menamainya dengan sebutan Bondan Kejawan. Pada waktu itu Brawijaya merasa malu kepada para menterinya dan juga kepada orang-orang penting di kerajaan, karena ia memiliki anak yang lahir dari rahim seorang wanita yang derajatnya rendah, hina dan jelek. Maka dari itu Brawijaya memutuskan mengeluarkan Wandhan Kuning beserta anaknya dan menyerahkannya kepada seorang petani yang hidup di desa Karang Jambu. Anak laki-laki Wandhan Kuning tumbuh dewasa dan ia memakai nama panggilan Lembu Peteng. Lembu Peteng hidup dalam keadaan yang buruk dan terhimpit kesusahan hidup karena tidak ada pekerjaan lain yang dapat ia kerjakan kecuali bertani. Ia merasa malu kepada masyarakat sekitar karena ia menjalani hidup sebagai orang yang rendah derajatnya dan jelata. Sedangkan kabar yang mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari anak Raja Brawijaya telah tersebar luas di masyarakat. Lembu Peteng pun merasa sedih karena keadaannya itu dan terus memikirkan jalan keluar dari masalah yang ia hadapi ini. Kebingungan merundung hatinya yang terjebak dalam jurang kesusahan. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari desanya itu, ia terus berkelana mengelilingi bumi hingga ia sampai di sebuah gunung yang di sebut Kadieng. Kemudian ia menyepi dan menyendiri serta berriyadhoh di gunung itu, mengekang hawa nafsunya dengan sedikit makan dan minum, dan mengurangi tidur. Ia berharap dengan semua itu, kendala segala apa yang ada di pulau jawa ini berada di tangannya dan berada di bawah kekuasaan dan kerajaannya. Lembu Peteng terus menerus menetap di gunung itu dalam waktu yang cukup lama. Hingga sebuah suara tanpa rupa berbisik kepadanya. Suara itu berkata, "Pergilah dari tempat ini ! Dan carilah satu di antara guru-guru (Syaikh) yang hidup di masa ini. Jika kamu telah menemukannya, maka mengabdilah padanya dan taatilah selalu perintahnya". Setelah mendengar suara itu, Lembu Peteng pun meniggalkan tempat menyepinya itu. Ia turun dari puncak gunung dan berkelana menyusuri lembah-lembah gunung, naik ke ketinggian gunung turun hingga kedalaman jurang, dan bersusah melewati medan yang berat. Menjelajahi dari satu tempat ke tempat lain, dari negeri satu ke negeri yang lain, dan dari satu desa ke desa yang lain. Semua dilakukannya tanpa merasakan lezatnya makanan dan minuman serta ia tinggalkan rasa enak (nyenyak) ketika ia beristirahat dan tidur, seraya berharap keluhuran derajat dan kemuliaan diantara manusia.

Lembu Peteng masih meneruskan perjalanannya dan berkelana mengelilingi bumi hingga ia sampai di suatu tempat yang mempunyai seorang pimpinan yang bernama Ki Tarub. Saat bertemu, Ki Tarub bertanya pada Lembu Peteng, "Jika diperbolehkan aku tahu, gerangan hal apakah yang menyebabkan kamu datang ke tempat ini hai anak muda?"
Lembu Peteng menjawab, "Saya datang ke tempat anda untuk menyerahkan diri saya dan segala apa yang saya miliki kepada anda agar saya bisa mengambil berkah dengan mengabdikan diri saya pada anda." Ki Tarub tersenyum mendengar jawaban yang diutarakan oleh Lembu Peteng. Sesaat Ki Tarub mengamati wajah Lembu Peteng, Ia menangkap dari garis muka dan sorot matanya mengatakan bahwa pemuda yang ada di hadapannya merupakan seorang anak raja. Maka dari itu, Ki Tarub mencoba mengorek informasi dengan menanyakan nama pemuda itu, siapa nama orang tuanya, dan dari mana ia berasal. Lembu Peteng menjawab, "Nama saya Lembu Peteng, saya anak dari seorang wanita yang bernama Wandha kuning dari desa Karang Jambu." Dari penuturan Lembu Peteng, Ki Tarub teringat bahwa raja Brawijaya pernah mempunyai istri yang bernama Wandhan Kuning. Dan Ki Tarub juga ingat dengan apa yang terjadi pada Brawijaya dan istrinya tersebut. Dan bahkan Brawijaya membuang istrinya itu serta anaknya hingga akhirnya anak Brawijaya tersebut berhadapan langsung dengan Ki Tarub.
Ki Tarub menerima kedatangan Lembu Peteng dengan penuh kegembiraan. Dikatakan pada Lembu Peteng, "Anakku, kedatanganmu adalah untuk mengabdi kepdaku. Maka lakukanlah dengan kesungguhan, keinginan yang kuat dan apa yang kamu lakukan niatkanlah untuk mendapatkan apa kamu inginkan, yakni kekuasaan dan kehormatan."
Lembu Peteng Menjawab, "Saya dengar dan patuhi perintah anda. memang itulah tujuan dan maksud yang saya inginkan dan juga impian yang selalu saya angan-angankan. Uluran tangan tuan untuk menerima pengabdian saya, sungguh merupakan kebahagiaan yang sangat besar. Saya selalu mengaharap berkah dari doa tuan".

Waktu terus berjalan. Lembu Peteng terus menerus mengabdi kepada Ki Tarub siang dan malam. Dengan terus mengabdi, ia tetap melakukan Riyadloh atau Tirakat. Ki Tarub kagum terhadap ketaatan dan pengabdian Lembu Peteng. dan Ki Tarub pun sangat menyukainya. Hingga suatu saat Ki Tarub memanggil Lembu peteng dan berkata, "Anakku, bersediakah kamu jika aku nikahkan kamu dengan anakku yang bernama Nawang Sih?".
Lembu Peteng menjawab denga penuh kesopanan, "Saya mendengar dan mematuhi perintah tuan dengan senang hati dan dengan segala penghormatan" Begitulah kiranya peristiwa yang di alami oleh Lembu Peteng.

Dari cerita Raden Lembu Peteng (Bondan Kejawan) diatas, dapat kita ambil hikmahnya bahwa seyogyanya generasi muda sekarang memiliki cita-cita yang tinggi dan luhur, dan tidak hanya itu, generasi muda sekarang harus rela meninggalkan kelezatan makanan dan minuman, serta harus bersedia meninggalkan nyenyaknya tidur di atas alas yang empuk (bersedia bersusah payah). Dengan tujuan mencari derajat yang luhur dan bersungguh-sungguh pula dalam mencapainya. Karena upah yang di dapat oleh dedeorang itu berdasarkan jerih payah yang ia lakukan. Begitu pula dengan derjat luhur dapat diperoleh dengan adanya usaha yang keras.
Seperti yang telah di katakan oleh seorang penyair dalam syairnya :

Derajat yang luhur dapat diperoleh dengan keras, Maka barangsiapa yang menginginkan derajat yang luhur, hendaknya ia selalu terjaga di waktu malam.
Jika engkau menginginkan derjat yang luhur akan tetapi pada malam hari selalu dalam keadaan tidur, Maka seperti halnya orang yang menyelam di dasar laut untuk mencari mutiara.
Luhurnya derajat terletak pada cita-cita yang tinggi, Dan luhurnya derajat seseorang terletak pada keterjgaan setiap malam.
Janganlah pernah merasa takut pada kesusahan yang mensera setiap hari, Jika engkau memang berniat untuk mencari keluhuran.
Barangsiapa yang mencari derajat yang luhur tanpa bekerja keras dan bersusah payah, Maka orang itu telah menyianyiakan umurnya untuk mencari sesuatu yang tidak mungkin adanya.

Wallahu A'lam, Hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Sumber : Buku Laskar Langit (Kisah Heroik Para Wali di Bumi Jawa)

Saturday, 4 February 2017

Islam di Jawa, para Tokoh dan Penyebarannya

Raden Fatah dan Raden Husain

Sebelumnya saya mengetik ini di kutip dari buku yang ada pada gambar di atas langsung saja dan ini cerita lanjutan yang kemaren.

Sementara itu, Raja Budha yang berkuasa di Pulau Jawa saat itu bernama Rangga Wijaya, atau yang lebih dikenal dengan nama Brawijaya. Ia adalah Raja Budha terakhir yang ada di Pulau Jawa. Ia pula adalah Raja Majapahit terakhir yang memerintahkan di kerajaan Majapahit tersebut.

Pada keterangan sebelumnya, diceritakan bahwa Raja Brawijaya menikah dengan anak perempuan dari Raja negeri Campa yang bernama Marta Ningrum. Ia memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya adalah perempuan yang bernama Putra Adhi. Ia menjadi istri seorang patih yang bernama Dhaya Ningrat. Putra kedua Brawijaya adalah Raden Lembu Peteng. Ia menjadi penguasa di daerah Madura. dan anak yang terakhir adalah Raden Gugur. Ia tidak membawahi atau menguasai daerah kekuasaan tertentu, akan tetapi ia lebih memilih untuk mengabdi pada ayahnya dan membantunya dalam urusan kerajaan.

Dari istri yang lain, yaitu anak dari Seksa Dhana, Brawijaya mempunyai seorang anak laki-laki bernama Arya Dhamar. Oleh ayahnya, Brawijaya, ia diberi kekuasaan di daerah Palembang dan sekitarnya. Arya Dhamar mempunyai dua orang anak dari perkawinannya dengan seorang istri yang berasal dari daerah Ponorogo, Yaitu Bethara Kathung dan Ki Jaran Panolih. Adapun Bethara Kathung menguasai daerah Ponorogo sedangkan Ki Jaran Panolih menguasai daerah Sumenep dan Sampang yang merupakan bagian dari Pulau Madura.

Kemudian Brawijaya menikah dengan salah satu anak dari Raja China. Kecantikan wanita itu tidak tertandingi dan Brawijaya sangat mencintainya. Saat ia mengandung dan akan melahirkan, Brawijaya memrintahkan anaknya, Arya Dhamar, untuk membawanya ke Palembang dan Brawijaya memberikan istrinya itu kepada Arya Dhamar dan berpesan agar ia tidak menyentuh istrinya sampai ia melahirkan anaknya. Arya Dhamar pun lalu membawanya ke Palembang. Pada saat di Palembang wanita itu melahirkan anaknya pada usia kandungan sebelas bulan. Ia melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan, yang ketampanannya terlukiskan dalam sebuah Syair :

Ia bagaikan bulan purnama yang memecah kegelapan malam, yang terbit di kegelapan malam dengan berkilau.
Sebuah sinar yang menyinari seluruh penjuru, sinarnya yang terang membuka pintu Hidayah di atas bumi.

Arya Dhamar memberi anak itu dengan sebutan Raden Fatah. Nama ini sangat cocok dengan anak itu, karena kelak ia adalah seorang yang membuka pintu Da'wah Islam di Pulau Jawa. Setelah kelahiran Raden Fatah, Arya Dhamar kemudian memperistri ibunya (istri Brawijaya dari negeri China). Dengan Arya Dhamar ibu Raden Fatah mengandung seorang anak laki-laki yang sangat tampan pula. keningnya bagaikan bulan sabit pada malam tanggal satu yang menghilangkan setiap cacat dan noda dari anak tersebut. Arya Dhamar menyebut ana itu dengan nama Raden Husain, ketampanannya ana itu terlukis dalam Syair berikut :

Keningnya yang ada di bawah rambutnya, bagaikan bulan sabit diantara kegelapan malam.
Yang memperlihatkan kita pada kedua pelipisnya yang bagaikan purnama yang benderang, dengan parasnya yang tergali dari inti keindahan.

Sumber : Buku Laskar Langit (Kisah Heroik Para Wali di Bumi Jawa)
www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com