Saturday 12 November 2016

Karomah K.H Abdul Hamid Ahmad


K.H Abdul Hamid Ahmad adalah pengasuh pondok pesantren "As-Salafiyyah", Kebonsari, Pasuruan, Jawa Timur. Beliau adalah kyai yang kharismatik dan tentunya seorang kyai mempunyai karomah.
disini saya akan menuliskan beberapa karomah K.H Abdul Hamid Ahmad ok langsung saja.

1. Mengetahui Sebelum Diberi Tahu

Kyai Hamid diberi anugrah mengetahui apa yang ada di benak orang. Beliau sering menebak apa yang ada di benak orang, sebelum orang yang sowan bilang apa yang ada dalam benaknya, beliau sudah menjawab dahulu.
Sa'id, santri dari Pasuruan dulunya tidak percaya pada wali, dia seorang yang sangat resional sekali. Mendengar kewalian Kyai Hamid yang tersohor dimana-mana, dia menjadi penasaran, sesekali dia ingin mengetes. "Saya ingin di beri makan Kyai Hamid. Coba beliau tahu apa tidak ?" ucapan si santri tersebut dalam benaknya. Ketika pulang dari Surabaya. Setiba di Pasuruan dia langsung ke pondok As-Salafiyyah, waktu pas akan shalat isya berjama'ah, setelah shalat isya dia tak langsung keluar, membaca wirid dulu. Sekitar pukul 20.30, jama'ah sudah pulang semua, lampu teras Kyai Hamid pun sudah di padamkan. Dia melangkahkan kaki keluar, lalu dia melihat ada yang melambai dari rumah Kyai Hamid, Diapun menghampiri, ternyata yang melambaikan tangan tadi adalah Kyai Hamid lalu beliau dawuh "Makan disini aja ya".
Di ruang tengah hidangan sudah tertata rapi. "Maaf ya, lauknya seadanya saja, sampean tidak bilang dulu sih" Kata Kyai Hamid dengan ramahnya. Lalu dia pun merasa tersindir dengan ucapan Kyai Hamid. Dan sejak saat itulah dia percaya bahwa Kyai Hamid itu seorang Wali.

2. Tahu Kambing Mau Datang

Kyai Hamid adalah seorang yang kasyaf, berkat kasyaf-nya ini beliau bisa mengetahui apa yang bakal terjadi. Suatu ketika Misykat (Nama Orang) diberi pisang oleh Kyai Hamid. "Ini makan ! Kulitnya kasihkan ke kambing." kata Beliau. Padahal tak ada kambing, akhirnya si santri itu membuang kulitnya. Setelah ashar dia di panggil Kyai Hamid.
"Mana kulit pisangnya ?" Tanya Kyai Hamid.
"Saya buang yai" Jawab si santri itu.
"Lho, di suruh kasihkan ke kambing, kok malah di buang" Kata Kyai Hamid.
Dan ternyata, tidak lama kemudian ada orang yang mengantar kambing.
Dan si santri itupun heran dengan kejadian tersebut.

3. Binatang pun Patuh Pada Kyai Hamid

Tak hanya orang yang cinta/patuh kepada Kyai Hamid, binatang pun patuh/hormat kepada beliau.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :
"Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka hamba itu akan di cintai segala sesuatu."

Para santri pernah menyaksikannya, seekor burung perkutut di panggil dengan menjentikan jari, dan tanpa di duga burung itupun terbang mendekati Kyai Hamid.

Ada kisah lagi, Pada suatu ketika ada dua kucing yang sedang bertengkar di lorong samping rumah Kyai Hamid. Lalu beliau membuka jendela sambil berkata "kuciiiing wis yo, ojo tukaran" dengan nada yang sangat halus seperti bicara pada anaknya. Dan anehnya lagi si kucing tadi yang sedang bertengkar mendadak berhenti dan kucing tersebut berjalan ke arah masing-masing.

4. Tiba-Tiba Ada Yang Pulang

Alkisah, Suatu malam Kyai Hamid pergi ke Madura bersama keluarga satu mobil, sampai di pelabuhan Tanjung Perak, ternyata sudah ada 15 mobil yang antri, sementara kapal yang hendak mengangkut mereka belum datang, kapal tersebut adalah kapal terakhir dalam jadwal pada hari itu. Padahal satu kapal hanya bisa memuat 15 mobil saja, mestinya Kyai Hamid balik saja, besok pagi antri lagi. Tetapi Kyai Hamid menyuruh kang Sa'id (sopir) tetap di situ. Eh tiba-tiba mobil yang ada di depannya putar balik, dan akhirnya kendaraan Kyai Hamid pun bisa berangkat pada hari itu.

5. Asmawi Memanen Uang

Alkisah, Asmawi sedang gundah gulana, Dia harus membayar hutang yang sudah jatuh tempo, jumlahnya 300 ribu. Jumlah itu kalo di bilang jaman sekarang mah pasti menganggapnya sangat kecil tapi ketahuilah Asmawi ini hidup di jaman dulu hehehe. Jadi maklum pada jaman nya itulah utang tersebut bisa di bilang sangatlah banyak. Utang itu untuk pembangunan masjid para pembaca bukan untuk berfoya-foya hehe.

Lanjut alkisah, Asmawi saking sedihnya hingga dia menangis. Darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu ? sampai-sampai Asmawi pikirannya jadi judek, buntu. Lalu Asmawi lapor pada sang Kyai (K.H Abdul Hamid Ahmad). Setelah melapor sang Kyai, Kyai pun lalu menghibur "laopo nangis, sik ono yai" (kenapa menangis, masih ada yai). setelah menghibur lalu Kyai Hamid menyuruh Asmawi untuk menggoyang-goyangkan pohon kelengkeng yang ada di depan rumah nya, daun-daun yang jatuh di suruh di ambil dan di serahkan kepada Kyai Hamid. lalu beliau meletakkan tangannya di belakang tubuh terus memasukannya ke saku. Begitu di keluarkan ternyata daun-daun yang ada di tangan beliau menjadi uang kertas. Beliau menyuruh Asmawi menggoyangkan pohon kelengkeng satunya lagi. Daunnya di ambil, beliau melakukannya seperti tadi, tiba-tiba daun tersebut menjadi uang kertas setelah di keluarkan dari saku beliau. Setelah di hitung, ternyata jumlahnya 225 ribu rupiah, Alkhamdulillah, masih kurang 75 ribu rupiah, lalu tiba-tiba ada tamu yang datang lalu memberikan uang senilai 75 ribu rupiah kepada Kyai Hamid, sehingga jumlahnya menjadi pas.

Mungkin itu saja yang bisa saya tuliskan untuk Karomah K.H Abdul Hamid Ahmad bila ada salah kata saya minta maaf. 

0 comments:

Post a Comment

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com