Monday 23 November 2020

Lirik Lagu Orang Miskin Dilarang Mabuk

 



Artis/Penyanyi    : Libertaria Feat Sirin Farid Stevy

Judul                    : Orang Miskin Dilarang Mabuk

Genre                   : Hip-Hop


Senang-senang itu hak semua orang

Miskin kaya semua butuh hiburan

Pengin mabok tapi kurang anggaran

Minum oplosan nyawa melayang


Bagi orang kaya mabok itu gampang

Buka botol import karena banyak uang

Miras nenek moyang malah dilarang

Peraturan mabok tak berkeadilan


REFF :

Orang miskin mati minum oplosan

Politisi busuk mabok kekuasaan

Bangsa munafik koruptor jancok

Orang miskin kok dilarang mabok 

Orang miskin kok dilarang mabok


Orang miskin kerja membanting tulang

Butuh obat setres tapi kok dilarang

Setres itu adalah hak asasi

Orang miskin juga butuh kanalisasi


Nonton tv orang-orang pada kotbah

Si miskin bodoh pokoknya harus salah

Hukum tumpul ke atas tajam ke bawah

Orang kaya mabok tabrak mati lumrah


REFF :

Orang miskin mati minum oplosan

Politisi busuk mabok kekuasaan

Bangsa munafik koruptor jancok

Orang miskin kok dilarang mabok 

Orang miskin kok dilarang mabok 2X


Orang miskin berhitung dengan jari

Sejumlah sisa bahagia yang masih ada

Di ujung hari mereka

Sedikit saja untuk teman menari

Sedangkan mereka, mereka dan mereka

Di seberangnya berhitung dengan pentung

Menjumlah dengan serakah

Apapun demi untung

Yang bergulung-gulung

Sebanyak banyaknya banyak

Adalah rima senandung kuasa

Mereka.

Saturday 4 November 2017

Lirik Lagu Kids Zaman Now


Artis/Penyanyi : Ecko Show
Judul : Kids Zaman Now
Genre : Hip-Hop

Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Eh dasar
Bocah bocah penerus generasi
Belum cukup umur masih bau terasi
waktu kecil lupa di imunisai
gedenya udah jarang di awasi
yang SD udah kasmaran
SMP malah pacaran
SMA udah pelukan
udah ciuman udah gituan
Pulang sekolah bonceng tiga malah nyasar ke rumah pacar
Lebih murah cabe cabean dari pada yg di pasar
makanya kalo ngemil jangan di campur micin
Pengen mabok yg murah akhirnya hirup bensin
so jago sosialita pasword wifi masih minta
badan lo bau bedak udah berani jatuh cinta
REFF :
ehh dasar
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW 2X
ehh dasar
jaman udah berudah kita beda usia
kalau sekarang main Iphone dulunya pake nokia
jenis klamin tidak lagi dua kritria
ampe bingung bedain mana pria dan wanita

semakin cagihnya dunia semua tersedia
anak kecil lebih suka buka sosial media
bukan matematika atau rumus kimia
tapi artis korea mereka lebih histeria

anak anak usia belia
udah ngerti soal lagu cinta
tak menghormati kaum lansia
apa kabar indonesia
REFF :
ehh dasar
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW
Kids jaman NOW Kids jaman NOW 2X
ehh dasar
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
generasi micin
kids jaman NOW
kids jaman NOW
kids jaman NOW
kids jaman NOW

Tuesday 4 July 2017

Islam di Jawa, para tokoh dan penyebarannya

Gelang dan Kalung Kiriman Raja Campa

Bismillahirrohmannirrohim...!!!

Pada suatu ketika, raja Brawijaya terlibat perbincangan yang hangat dengan istrinya yang bernama Marta Ningrum, istrinya Marta Ningrum, menceritakan bahwa ia memiliki seorang adik perempuan yang bernama Chandra Wulan. Adiknya itu juga memiliki wajah yang sangat cantik, kecantikannya jika digambarkan merupakan salah satu keajaiban zaman yang ada. Apabila dilukiskan dalam Syair adalah sebagai berikut :

Rambut yang hitam bagaikan kegelapan malam tergerai diatas kepalanya, Wajahnya bersinar bagaikan lentera di rumah tetangga itu dan giginya berjajar tersusun rapi.

Perawakan tubuhnya seperti pohon Ban, Bokongnya besar seperti gunung pasir dan bergoyang-goyang jika dilihat dari belakangnya.

Orang-orang yang mensifatinya begitu selalu berpura-pura tidak mengetahui ketika mereka ditanya, Apakah ia termasuk manusia atau bukan?

Mendengarkan penuturan istrinya tentang adik perempuannya itu, Brawijaya menjadi tertarik untuk mempersuntingnya meskipun kakaknya telah menjadi istrinya. Segeralah ia panggil patih dan juga salah satu orang kepercayaannya di kerajaan Majapahit yang bernama Arya Bangah. Saat ia berada di hadapan Brawijaya, berkatalah Brawijaya kepadanya : "Saya mengutusmu pergi menemui raja negri Campa. Jika kamu telah sampai kepadanya, maka berkatalah, "Hamba adalah utusan raja Brawijaya kepada Tuan untuk mengkabarkan bahwa beliau menyukai adik perempuan tuan, Chandra Wulan, sebagai istrinya. Untuk itu akan lebih baik jika anda segera mengirimkannya kepada beliau". Seketika Arya Bangah menjawab "Baiklah tuanku paduka raja". Arya Bangah  berpamitan kepada Brawijaya. dan Arya Bangah pun pergi menuju negeri Campa. Saat perjalanan itu Syair berdendangan melukiskan keadaan waktu itu, yang dapat terejawantahkan dengan ucapan Arya Bangah :

Aku telah pergi, dan aku tidak pergi untuk menunaikan hajatku, Akan tetapi untuk mencari ridlomu yang menjadi angan-angan.

Apabila aku tidak melakukannya, niscaya hatiku tidak akan merasakan ketakutan dan kekhawatiran, dengan menjelajahi padang yang luas dengan sengatan matahari yang sangat panas.

Hanya denagn satu tujuan menemui seorang raja di suatu negeri, Dan aku menemuinya untuk mengambil anak gadisnya yang bagaikan rembulan yang agung.

(itu aku lakukan) Dengan hati yang selalu diliputi rasa takut, Seperti seekor burung gelatik yang diburu oelh burung rajawali yang liar.

Semoga aku dapat menunaikan hajat tuanku, Dengan itu (semoga) aku dapat memperoleh kebahagiaan serta kemuliaan yang diagungkan.

Arya Bangah terus berjalan hingga sampailah ia di negeri Campa. Saat ia memasuki negeri itu, ia mendengar berita penting, Bahwa Raja Campa telah wafat dan raja pengganti sesudahnya adalah anaknya yang bernama Raden Cengkara. Seperti yang telah dituturkan di muka. Dan anak perempuannya telah menikah dengan seseorang yang bernama Ibrahim Al Asmar. Dari pernikahan mereka itu telah lahir tiga orang anak. Mendengar barita itu Arya Bangah sangat sedih, dengan pasti ia merasa bahwa ia akan pulang dengan tangan kosong tanpa membawa hasil apapun.
Pada waktu ia menghadap raja Cengkara, Arya Bangah di tanya tentang nama, berasal dari negeri mana, dan apa keperluannya menghadap. Maka Arya Bangah pun manjawab "Tuanku, hamba adalah orang jawa. Nama hamba adalah Arya Bangah, hamba datang sebagai seorang utusan kepada Paduka Raja dari Raja Agung Brawijaya, Dan hamba juga menyampaikan salam dari beliau serta permaisurinya yang tidak lain adalah saudari kandung tuan, Marta Ningrum, sebagai rasa belasungkawa atas wafatnya ayahanda tuan belum lama ini. Beliau berdua telah memaafkan dan tidak akan mencela tuan karena anda tidak memberi kabar tentang wafatnya ayahanda tuan, Dan beliau mengetahui kabar itu dari seseorang laki-laki dari daerah Kalkutta yang datang menghadap beliau".
Raja Cengkara pun manjawab "Saya tidak memberi berita saudaraku raja yang agung Brawijaya tentang wafatnya ayahku, adalah karena saya merasa merehkan dan menyepelekan diri saya, Lalu saya berkata pada diri saya, jika aku memberitahu beliau tentang wafatnya ayahanda, bisa-bisa beliau akan murka kepadaku karena tidak di beritahu sebelumnya pada saat ayahanda sakit".
Kemudian Raja Cengkara memberi pakaian yang paling bagus kepada Arya Bangah dan memberi penyambutan dengan penuh kemuliaan. Arya Bangah sama sekali tidak mengutarakan tentang maksud sebenarnya ia diutus raja Brawijaya ke negeri Campa. Akan tetapi ia membuat cerita dan alasan sendiri mengapa ia sampai di negeri Campa. Saat Arya Bangah berpamitan kepada raja Cengkara untuk pulang, Raja Cengkara berkata kepada Arya Bangah "Saya mengutusmu untuk membawa gelang serta kalung ini kepada saudara perempuanku Marta Ningrum, istri Raja Brawijaya. Dan berikanlah gelang serta kalung ini kepadanya". Kemudian Arya Bangah minta izin undur diri kepada Raja Cengkara. Arya Bangah pun terus mengadakan perjalanan hingga tiba di kerajaan Majapahit dan langsung menemui Raja Brawijaya. Saat mengahadap raja Brawijaya, Arya Bangah menjelaskan secara panjang lebar tentang hasil dari perjalanannya ke negeri Campa. Ia berkata "Hamba telah pergidan tiba di negeri Campa untuk menunaikan kewajiban khidmah kepada raja yang hamba emban, Namun sayang perjalanan hamba terbilang rugi dan usaha hamba pun sia-sia dengan tanpa hasil yang didapat. Karena anak dari raja Campa, Chandra Wulan, telah dinikahi oleh seorang laki-laki yang berasal dari tanah Arab yang bernama Ibrahim Al Asmar. Dan dari pernikahan itu, mereka telah dikaruniai tiga orang anak, Sedangkan Raja Campa telah wafat hanya berselang beberapa hari saja dengan kedatangan hamba ke negeri Cempa itu. Raja pengganti sesudahnya adalah raja Cengkara, anak laki-laki raja. Dan ini adalah gelang dan kalung kiriman dari beliau untuk diberikan kepada saudarinya, permaisuri Marta Ningrum.
Brawijaya berkata "pergilah dan berikan sendiri gelang dan kalung itu kepada Marta Ningrum. Ingat ! Jangan pernah mengabarkan kepadanya tentang kematian ayahnya. Karena saya khawatir ia akan merasa susah dan sedih ketika ia mendengar kematian ayahnya darimu". Arya Bangah pergi ke rumah Brawijaya dan bertemu langsung dengan Marta Ningrum, Ia segera menyerahkan kiriman tersebut kepada Marta Ningrum. Dan saat Marta Ningrum menerimanya dan memastikan bahwa itu benar-benar kiriman dari saudaranya, seketika itu ia menjerit dan jatuh pingsan. Seluruh penghuni rumah itu terkejut karena jeritan dan tangisan Marta Ningrum. Semuanya berusaha menenangkan dan meredakan tangisan Marta Ningrum. Gemuruh pun tak terelakan menggema di dalam rumah itu. Ketika Brawijaya mendengar kabar itu, segera ia menuju rumahnya, didalam hati kecil Brawijaya menyimpan prasangka buruk kepada Arya Bangah karena mungkin yang menjadi penyebab peristiwa itu adalah Marta Ningrum diberi kabar tentang kematian ayahnya oleh Arya Bangah. Maka (untuk memastikannya) Brawijaya bertanya kepada istrinya, Marta Ningrum, "Permaisuriku, kiranya apa yang menjadi sebab kamu menjerit, menangis dan jatuh pingsan?" Marta Ningrum menjawab "Saya menangis karena kematian ayahku". "Lalu siapa yang memberi kabar itu? sedang tidak pernah datang surat ataupun utusan yang membawa kabar itu", lanjut Brawijaya. "Dahulu ayahku pernah berjanji kepadaku, bahwa beliau akan berwasiat untuk mengirimkan gelang dan kalung ini kepadaku ketika beliau telah wafat. Dan sekarang gelang dan kalung ini telah dikirmkan kepadaku, Maka dari itu aku dapat mengetahui bahwa ayahku telah meninggal". Ini adalah cerita dari Brawijaya dan istrinya Marta Ningrum.

Sumber : Buku Laskar Langit (Kisah Heroik Para Wali di Tanah Jawa)

Sunday 2 July 2017

Biografi Ali bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin)

Hasil gambar untuk biografi ali bin abi thalib
Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ke-4 setelah Khalifah Utsman bin Affan, beliau termasuk golongan Assabiqunal Awwalun (orang yang pertama masuk Islam). Ali bin Abi Thalib juga sepupu Nabi Muhammad SAW.

Kelahiran Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib lahir sekitar tahun 599/600 M di Mekkah daerah Hijjaz, Jazirah Arab. menurut sejarawan Ali bin Abi Thalib lahir 10 tahun sebelum di mulainya Nabi Muhammad SAW. Nama asli beliau adalah Haydar bin Abi Thalib. Haydar artinya "SINGA" tetapi Nabi Muhammad tidak menyukai nama (Haydar) itu, lalu Rasulullah menamai nya dengan sebutan Ali.
Ketika Ali bin Abi Thalib berusia 6 tahun, dia diambil oleh Nabi Muhammad SAW untuk di asuh seperti Nabi pada waktu kecil yang pernah di asuh oleh ayahnya Ali. Pada waktu Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, Ali bin Abi Thalib baru berusia 8 tahun, beliau adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam, setelah Istri Nabi Muhammad (Khadijah binti Khuwailid). Sejak saat itulah Ali bin Abi Thalib selalu bersama Nabi SAW. Ali adalah anak asuhnya Nabi Muhammad dan beliau juga banyak menimba ilmu keagamaan kepada Nabi Muhammad SAW secara teoritis dan praktis.

Perbedaan pandangan terhadap kepribadian Ali bin Abi Thalib

* Ahlussunnah (Sunni)

Ahlussunnah (Sunni) memandang Ali bin Abi Thalib sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terpandang. hubungan kekerabatan Ali dan Nabi sangatlah dekat sehingga beliau merupakan Ahlul Bait dari Nabi Muhammad SAW, Ahlussunnah (Sunni) juga mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin.

Ahlussunnah (Sunni) menambahkan nama Ali dibelakang dengan Radhiyallahu Anhu (RA) yang artinya "Semoga Allah Ridha Padanya" tambahan ini sama sebagaimana yang di berikan kepada sahabat-sahabat Nabi yang lain.

* Syi'ah

Syi'ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah yang berhak menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW. Syi'ah juga meninggikan kedudukan Ali bin Abi Thalib atas sahabat-sahabat yang lain.

Syi'ah menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Alayhi Salam (AS) yang artinya "Semoga Allah Melimpahkan Keselamatan dan Kesejahteraan".

*Sufi

Sufi menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan sebutan Karramallahu Wajhah yang artinya "Semoga Allah Memuliakan Wajahnya". berdasarkan riwayat bahwa Ali bin Abi Thalib tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sekalipun.
seperti yang ada pada riwayat yang mengatakan "Ali bin Abi Thalib tidak suka memandang ke bawah bila sedang berhubungan intim dengan Istrinya". ada juga riwayat lain yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib pernah bertarung (Duel) dengan musuhnya dan pedang beliau merobek di bagian bawah musuhnya, maka Ali enggan meneruskan duel dengan lawannya hingga musuh memperbaiki baju yang di sobeknya.

Ali bin Abi Thalib dianggap oleh kaum Sufi sebagai Imam dalam Ilmu al-hikmah dan futuwwah. Dari dia bermunculan cabang-cabang tarekat (Thoriqoh). Hampir seluruh pendiri tarekat Sufi, adalah keturunan dia sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat Qadiriyyah dengan pendiri Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya Hasan bin Ali seperti yang tercantum dalam kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir Jaelani (Karya Syekh Ja'far Barzanji).

Masa Remaja Khalifah Ali bin Abi Thalib

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki muda pertama yang mempercayai wahyu tersebutatau orang yang kedua yang percaya setelah Khadijah (Istri Nabi). sejak saat itu Ali berusia 10 tahun.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi Muhammad SAW karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. hal ini berkelanjutan hingga dia menjadi menantu Nabi Muhammad. Hal ini lah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada pelajara-pelajaran tertentu masalah Ruhani atau yang kemudian dikenal dengan Taswuf yang diajarkan Nabi khusus kepada dia tapi tidak kepada murid-murid atau sahabat-sahabat lainnya.
Didikan langsung dari Nabi Muhammad SAW kepada Ali bin Abi Thalib dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek Dzahir, Syariah dan Bathin atau Tasawuf menggembleng Ali menjadi pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.

Peperangan yang di ikuti Ali bin Abi Thalib :

Perang Badar

Beberapa saat setelah Ali bin Abi Thalib menikah dengan Sayyidah Fatimah, pecahlah perang badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di perang ini Khalifah Ali bin Abi Thalib benar-benar menjadi Pahlawan di samping Hamzah (Paman Nabi). Banyak nya kafir Quraisy yang mati di tangan Ali bin Abi Thalib, Beliau menjadi bintang lapangan dalam usia yang sangat muda sekitar 25 tahun.

Perang Khandaq

Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud. Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama Dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah menjadi dua bagian.

Perang Khaibar

Setelah perjanjian Hudaibiyyah yang memuat perjanjian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, di kemudian hari Yahudi menghianati perjanjian tersebut sehingga terpecahlah perang yang dinamakan perang khaibar. Di peperangan itu kaum Yahudi bertahan di benteng Khaibar yang sangat kokoh sehingga para sahabat Nabi tidak ada yang mampu. Dan Nabi SAW bersabda : "Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya".

Pada saat keluar sabda di atas, maka seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun tidak sangka ternyata Ali bin Abi Thalib lah yang mendapatkan kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang gagah berani bernama Marhab dengan tebasan pedangnya.

Hampir semua peperangan Ali bin Abi Thalib selalu ikut dengan para sahabat-sahabat yang lainnya, kecuali perang tabuk karena beliau mewakili Nabi Muhammad SAW untuk menjaga Madinah.


www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com