Wednesday 31 August 2016

Biografi Umar bin Khattab (Khulafaur Rasyidin)

Hasil gambar untuk umar bin khattab
Umar bin Khattab adalah seorang Khalifah yang sangat terkenal, perjalanan hidupnya adalah teladan yang diikuti, dan kepemimpinannya adalah suatu yang diimpikan, banyak orang saat ini memimpikan, kiranya Umar hidup di zaman ini dan pemimpin umat yang tengah kehilangan jati diri.

Umar bin Khattab adalah salah satu seorang sahabat Nabi dan Khaifah kedua setelah wafatnya Abu Bakar Ash shidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam sangatlah besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang paling pengaruh nomer 51 sedunia sepanjang masa.

Kelahiran Umar bin Khattab 

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza lahir pada tahun 586-590 Masehi, Mekah, Jazirah Arab dari suku Bani Adi, salah satu rumpun Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisyi dan Ibunya Hantamah binti Hasyim, dari keluarga Bani Makhzum. 

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, beliau bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga di kenal karena fisiknya yang kuat dimana beliau menjadi juara gulat di Mekkah. Umar tumbuh menjadi pemuda yang di segani dan di takuti pada masa itu, wataknya yang keras membuatnya di juluki " Singa Padang Pasir". beliau juga amat keras dalam membela agama tradisional bangsa Arab yang menyembah berhala serta menjaga adat istiadat mereka.

Sebelum memeluk Agama Islam, Umar adalah orang yang sangat di segani dan di hormati oleh penduduk Mekkah, Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum anggur, setelah menjadi Muslim, beliau tidak pernah menyentuh alkohol sama sekali meskipun belum di turunkan ayat yang melarang meminum minuman yang memabukkan secara tegas.

Masuk Islam nya Umar bin Khattab

Ketika Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang beliau lalui. Umar juga di catat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.

Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa untuk kedua orang yang paling di takuti orang-orang Muslim saat itu yaitu : Umar bin Khattab dan Abu Sufyan, Rasulullah berdoa semoga diantara mereka berdua ada yang mau mengikuti ajaran beliau. selang beberapa hari ternyata doa Nabi Muhammad di kabulkan Allah SWT dan ternyata yang  masuk Islam adalah Umar bin Khattab.

Dikisahkan proses masuk Islam nya Umar bin Khattab ketika beliau mau membunuh Nabi Muhammad SAW, dalam perjalanannya beliau bertemu dengan pengikut Nabi Muhammad yaitu Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudari perempuan beliau telah memeluk Agama Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang saat itu mau di bunuh beliau. karena kabar tersebut, Umar terkejut dan langsung kembali ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al-Qur'an surat Thoha ayat 1-8, beliau semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya.

Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya seketika itu beliau merasa iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat beliau lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang beliau baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Agama Islam, tentu saja hal ini membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal sangat keras menantang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW kemudian memeluk ajaran yang sangat di bencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkan dan beliau menjadi kurang dihormati oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.

Setelah masuk Islam beliau mulai meninggalkan apa yang beliau perbuat pada waktu belum masuk Islam seperti meminum alkohol, berjudi dan sebagainya, dan sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar bin Khattab sering mengikuti berbagai peperangan yang di hadapai umat Islam bersama Rasulullah SAW, beliau ikut terlibat perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syiria.

Kehidupan Umar bin Khattab di Madinah

Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW dan para Muslim lainnya berhijrah (Migrasi) ke Yatsrib (Sekarang Madinah), beliau dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena beliau dikenal sebagai orang yang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan beliau tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka beliau ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW.

Reaksi Umar bin Khattab ketika mendengar Rasulullah SAW Wafat

Pada saat kabar wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) suasana menjadi sedih dan terharu di kota Madinah, sambil berdiri termenung Umar dikabarkan sebagai salah satu orang yang paling terguncang atas peristiwa itu, beliau menghambat siapapun memandikan dikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang beliau terima, beliau berkata : "Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat, sesungguhnya beliau tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhuannya, seperti dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya. Demi Allah beliau benar-benar akan kembali, Barang siapa yang beranggapan bahwa beliau wafat, kaki dan tangannya akan kupotong". 

Abu Bakar yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas kembali dari Madinah, beliau menjumpai Umar bin Khattab yang sedang menahan Muslim yang lain dan lantas beliau berkata : "Saudara-saudara ! Barang siapa mau menyembah Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW sudah meninggal, tetapi barang siapa yang mau menyembah Allah SWT, Allah SWT selalu hidup dan tak pernah mati !". 

Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Agama Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar bin Khattab saat itu, bahwa Nabi muhammad SAW, seperti halnya mereka, adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al-Qur'an dan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW yaitu kefanahan makhluk yang diciptakan. stelah itu Umar sadar akan kesalahannya dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.

Masa kekhalifahan Umar bin Khattab

Pada masa Abu Bakar menjadi Khalifah, Umar bin Khattab merupakan salah satu penasihat kepalanya. setelah wafatnya Abu Bakar pada tahun 634 Umar di tunjuk untuk menggantikannya sebagai Khalifah yang kedua, dan pada saat itulah Umar sudah sah menjadi Khalifah yang kedua menggantikan Abu Bakar Ash shidiq.

Selama pemerintahan Umar bin Khattab, kekuasaan Islam tumbuh dengan pesat, Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran Sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). saat itu ada dua negara adidaya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah di taklukkan oleh kekhalifahan Islam di bawah pimpinan Umar bin Khattab.

Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini, pada pertempuran yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 2o ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu pasukan dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadissiyyah (thn 636), di dekat sungai Eufrat. pada pertempuran itu jendral pasukan Islam yakni Sa'ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jendral Persia yang  terkenal yaitu Rustam Farrukhzad.

Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, Pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan di undang untuk Shalat di dalam gereja (Church Of The Holy Sepulchre). Umar memilih shalat di tempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan di tempat beliau shalat.

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan politik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru di taklukkan, beliau juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, beliau memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidi Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Beliau juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, beliau tetap hidup dengan kehidupan yang sangat sederhana. pada sekitar tahun ke-17 Hijriah, tahun ke-4 kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai di hitung saat peristiwa hijrah.

Perkembangan Islam Pada Masa kekhalifahan Umar bin Khattab

Seperti halnya Abu Bakar, Umar bin Khattab pun segera menggiatkan usaha perluasan kekuasaan Islam di berbagai wilayah yang lebih luas. pertempuran demi pertempuran dapat dimenangkan dengan gemilang. wilayah kekuasaan Islam pun semakin bertambah luas. dalam pertempuran di Ajnadin tahun 16 H/636 M Romawi dapat dipukul mundur dan selanjutnya bebrapa kota di pesisir pantai syria juga dapat kuasai, seperti Jaffa, Gizar, Ramla, Typus Arcedan dan Askolan bahkan Bairut juga dapat di taklukkan seperti kota kadisi tahun 16 H/636 M, kota Jalula tahun 17 H/638 M, kota Madian tahun 18 H/642 M.

Selain ke Persia, usaha perluasan juga di arahkan ke wilayah Mesir. ketika itu bangsa asli Mesir, yakni suku Qibty sedang mendapat serangan dari bangsa Romawi, mereka sangat mengharapkan bantuan dari kaum Muslimin setelah berhasil menaklukkan bangsa Syria dan Palestina, Khalifah Umar bin Khattab mengarahkan pasukan yang berkekuatan 4000 orang menuju Mesir pasukan itu di bawah komando panglima Amr bin Ash, sasaran utama di arahkan ke pintu gerbang Al-Arisy. kemudian Al-Farma, Bilbis, Ummu Dunya, Ain Syams, bahkan dapat di taklukkan pula bentang Babil dan Iskandariyyah.

Selain mengadakan perluasan wilayah kekuasaan Islam ke berbagai wilayah, Umar bin Khattab juga banyak berjasa dalam hal pembuatan Undang-Undang Negara. peraturan perundang-undangan yang berisi tentang ke tatanegaraan dan tata pemerintahan, di bentuk  pada masa kekhalifahan ini, bentuk pemerintah di bagi menjadi dua yaitu : 1. pemerintah pusat yang di pimpin oleh seorang Khalifah dan para pembantunya, dan yang ke-2 pemerintah daerah yang di pimpin oleh seorang gubernur dan aparat pemerintah yang ada di daerah.

Umar bin Khattab juga membentuk dewan, negara dan militer, lembaga kejaksaan dan dewan pertimbangan hukum juga di bentuk pada masa kekhalifahannya banyak hakim-hakim yang masyhur pada masa itu, di antaranya Ali bin Abu Thalib.

Kebijakan Umar bin Khattab setelah menjadi Khalifah

Ada dua arah kebijakan yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Pertama kebijakan Internal, yaitu membangun sistem pemerintahan dalam negeri dan membentuk departemen-departemen yang menangani masalah-masalah sosial politik dan sebagainya. Kedua, kebijakan Eksternal yaitu dengan usaha memperluas penyebaran Islam ke luar Jazirah Arab.

Pembentukan beberapa departemen merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi, karena wilayah kekuasaan Islam telah mencapai Mesir dan beberapa wilayah lainnya. Untuk mempermudah sistem ketatanegaraan dan pelayanan, maka di bentuklah departemen-departemen tersebut. model ini diadopsi dari sistem pemerintahan Persia.

Peninggalan Wasiat Umar bin Khattab semasa hidup nya

1. Bila engkau menemukan cela  pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah SWT. karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah SWT.
4. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntulah akhirat. karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

Wafat nya Khalifah Umar bin Khattab

Ketika Umar selesai melaksanakan Ibadah Haji pada tahun 23 H, beliau sempat berdoa kepada Allah SWT di Abthah, mengadu kepada Allah tentang usianya yang telah senja, kekuatannya telah melemah, sementara rakyatnya tersebar luas dan beliau takut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna. beliau berdoa kepada Allah SWT agar  Allah mewafatkannya dan berdoa agar Allah memberikan Syahadah (Mati Syahid) serta dimakamkan di negeri hijrah (Madinah) sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Muslim bahwa Umar pernah berkata : "Ya Allah, aku mohon kepadaMu mendapatkan syahadah (Mati Syahid) di atas jalanMu dan wafat di tanah NabiMu".
Maka Allah mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua permohonannya tersebut, yaitu Mati Syahid di Madinah. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha Lembut kepada Hamba NYA akhirnya beliau di tikam oleh Abu Lu'luah Fairuz, seorang yang asalinya beragama Majusi dan tinggal di Romawi. ketika Umar shalat di mihrab pada waktu Subuh hari Rabu tanggal 25 Dzulhijjah tahun 23 H, dengan belati yang memiliki dua mata. Abu Lu'luah menikamnya dengan tiga tikaman, ada yang mengatakan enam tikaman, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam perut beliau, akhirnya Umar terjatuh dan tersungkur dan menyuruh Abdurrahman bin Auf agar menggantikannya menjadi imam shalat.
kemudian orang kafir itu (Abu Lu'luah) berlari ke belakang, sambil menikam seluruh orang yang di laluinya. dalam peristiwa tersebut sebanyak 13 orang terluka dan 6 orang dari mereka tewas. maka segeralah Abdullah bin Auf menangkapnya dengan melemparkan burnus (baju panjang yang memiliki penutup kepala) untuk menjeratnya, kemudian Abu Lu'luah bunuh diri, semoga Allah melaknatnya. waktu itu Umar segera di bawa ke rumahnya sementara darah mengalir deras dari luka-lukanya. hal itu terjadi sebelum matahari terbit, umar berkali-kali jatuh pingsan dan sadar, kemudian orang-orang mengingatkannya shalat, beliau sadar sambil berkata : "Ya aku akan shalat dan tidak ada bagian dari Islam bagi orang yang meninggalkan shalat". Kemudian beliau shalat, setelah shalat beliau bertanya siapa yang menikamnya ?" Mereka menjawab : "Abu Lu'luah budak Al-Mughirah bin Syu'bah". Beliau lalu berkata : "Alhamdulillah yang telah menentukan kematianku di tangan seseorang yang tidak beriman dan tidak pernah sujud kepada Allah sekalipun".
Kemudian Umar berkata : "Semoga Allah memberikan kejelekan baginya, kami telah menyuruhnya suatu perkara yang baik. Al-Mughirah memberinya gaji sebanyak dua dirham per-hari, kemudian dia menuntut Umar agar gaji budaknya itu di tambah karena budaknya memiliki banyak keahlian dan merangkap beberapa profesi, yaitu sebagai tukang kayu, pemahat dan tukang besi, maka Umar menaikkan gajinya menjadi 100 dirham perbulan. Umar bertanya kepadanya : "Kami dengar bahwa dirimu mampu membuat penumbuk gandum yang berputar di udara (kincir)?" Abu Lu'luah menjawab : "Demi Allah aku akan memberitahukan kepadamu tentang penumbuk gandum yang akan menjadi pembicaraan manusia di timur dan barat". percakapan ini terjadi pada hari selasa di malam hari dan ternyata dia menikamnya tepat pada hari rabu di pagi hari pada tanggal 25 Dzulhijjah.

Kemudian Umar mewasiatkan agar penggantinya yang menjadi Khalifah di musyawarahkan oleh enam orang yang Rasulullah yang Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepada mereka yaitu : Utsman bin Affan, Ali, Thalhah, Az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, beliau tidak menyebutkan Sa'id bin Zaid bin Amr bin Naufal Al-Adawi, sebab Sa'id berasal kabilah Umar dan dikhawatirkan kelak dirinya terpilih disebabkan kekerabatannya yang dekat dengan Umar. Umar mewasiatkan kepada siapa yang akan menggantikannya untuk berbuat yang terbaik kepada seluruh manusia dengan berbagai macam tingkatan mereka.
Akhirnya Umar bin Khattab wafat tiga hari setelaah perstiwa itu, beliau di makamkan pada hari Ahad di awal bulan Muharram tahun 24 H dan di makamkan di kamar Nabi di samping Abu Bakar Ash shidiq, setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin (Aisyah).

Al-Waqidi berkata : "Aku diberitahukan oleh Abu Bakar bin Ismail bin Muhammad bin Sa'ad dari Ayahnya dia berkata : "Umar ditikam pada hari Rabu 25 Dzulhijjah tahun 23 H, Masa kepemimpinannya selama 10 tahun 5 bulan 21 malam, sementara pelantikan Usman bin Affan terjadi pada hari senin pada tanggal 3 Muharram, ketika aku sebutkan hal ini pada Utsman bin Akhnas, dia berkata : "Engkau keliru" Umar wafat 25 Dzulhijjah dan Utsman dilantik pada malam terakhir dari bulan Dzulhijjah. dengan demikian, beliau mulai kekhalifahannya pada awal bulan Muharram tahun 24 H".

Abu Ma'syar berkata : "Umar terbunuh pada tanggal 25 bulan Dzulhijjah tepat penghujung tahun 23 H, masa kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari, setelah itu  Utsman di bai'at menjadi Khalifah.

Ibnu Jarir berkata : "Aku diberitahukan oleh Hisyam bin Muhammad dia berkata : "Umar terbunuh pada tanggal 23 bulan Dzulhijjah dan masa kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari".

Riwayat Al-Bukhari tentang peristiwa wafatnya Umar bin Khattab

Al-Bukhari berkata : "Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, di berkata : "kami diberitahukan oleh Abu 'Awanah dari Husain bin Amru bin Maimun, dia berkata : "Aku pernah melihat  Umar bin Khattab beberapa hari sebelum dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin Al-Yaman dan Utsman bin Hunaif, beliau berkata : "Apa yang telah kalian perbuat ? Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak terlalu banyak". Umar berkata : "Hendaklah kalian berdua meninjau ulang, jangan-jangan kalian telah membebani pajak bumi yang tidak sanggup di pikul oleh pemiliknya ". Keduanya berkata : "Tidak". Umar melanjutkan : "Jika Allah masih  memberikan kepadaku umur yang panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat".
Empat hari setelah itu beliau terbunuh. Amru bin maimun berkata : "Pada pagi terbunuhnya Umar aku berdiri dekat sekali dengan Umar. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. kebiasaannya jika beliau berjalan di sela-sela shaf beliau selalu berkata : "Luruskan ! setelah melihat barisan telah rapat dan lurus beliau maju dan bertakbir, pada waktu itu mungkkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau An-Nahl ataupun surat yang lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama'ah hadir berkumpul. ketika beliau bertakbir tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, "Aku dimakan anjing (aku ditikam). ternyata beliau ditikam seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. setiap kali melewati orang-orang dia menikamkan belatinya ke kanan maupun ke kiri hingga menikam 13 orang kaum Muslimin dan 7 diantara mereka tewas, ketika salah seorang dari kaum Muslimin melihat peristiwa itu ia melemparkan burnus (baju penutup kepala) untuk menangkapnya. ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia langsung bunuh diri. Umar segera menarik tangan Abdurrahman dan menyuruhnya maju menjadi Imam. siap saja yang berdiri di belakang Umar pasti akan melihat apa yang aku lihat. adapun orang-orang yang berada di sudut-sudut Masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar suara Umar, diantara mereka ada yang mengatakan "Subhanallah".
Maka Akhirnya Abdurrahman yang menjadi Imam Shalat mereka dan ia sengaja memendekan shalat selesai, lalu Umar berkata : "Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah menikamku ?" Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali  sambil berkata  : "Pembunuhmu adalah budak milik Al-Mughirah". Umar bertanya :"Budaknya yang lihai bertukang itu ?" Ibnu Abbas menjawab : "Ya". Umar berkata : "Semoga Allah membinasakannya, padahal aku telah menyuruhnya pada kebaikan, Alhamdulillah yang  telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak beragama Islam, Engkau dan Ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak yang tinggal di Madinah". pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas pernah berkata Umar : "Jika engkau mau budak-budak itu akan kami bunuh". Umar menjawab : "Engkau salah, bagaiman membunuh mereka setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat menghadap kiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana melaksankannya ?". Umar segera di bawa ke rumahnya, kami berangkat bersama-sam mengikutinya. seolah-olah kaum Muslimin tidak pernah mendapat musibah sebelumnya, ada yang berkomentar : "Lukanya tidak parah". dan ada juga yang  berkata : "Aku khawatir beliau akan tewas". setelah itu dibawakan kepadanya minuman Nabidz dan beliau meminumnya, tetapi minuman tersebut keluar kembali dari perutnya yang di tikam. kemudian di bwakan kepadanya susu dan beliau meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar tidak tertolong lagi dan beliau pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang  berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya. tiba-tiba datng seorang pemuda dan berkata : "Bergembiralah Wahai Amirul Mukminin dengan berita gembira dari Allah untukmu, Engkau adalah sahabat Rasulullah, pendahulu Islam, engkau menjabatt pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau di berikan Allah Syahadah (Mati Syahid)". Umar menjawab : "Aku berharap seluruh perkara yang engkau  sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun kurang". tatkala pemuda itu terbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga menyentuh lantai. Umar memanggil nya dan berkata : "Wahai saudaraku, angkatlah pakaianmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih menaikkan ketaqwaanmu kepada Rabbmu, Wahai Abdullah bin Umar lihatlah berapa hutangku". Mereka hitung dan ternyata jumlahnya lebih kurang sebanyak 86.000. Umar berkata : "Jika harta keluarga Umar cukup untuk melunasinya maka bayarlah dari harta mereka, jika belum juga lunas mintalah kepada Bani Adi bin Ka'ab dan jika ternyata belum cukup juga maka mintalah pada kaum Quraisy dan jangan minta kepada selain mereka. Maka tunaikan hutang-hutangku, berangkatlah engkau sekarang ke rumah Aisyah (Ummul Mukminin) dan katakanlah : "Umar menyampaikan salam kepadanya dan jangan kau katakan salam dari Amirul Mukminin, sebab sejak hari ini aku tidak lagi menjadi Amirul Mukminin, katakan kepadanya bahwa Umar bin Khattab minta izin agar dapat di makamkan di samping dua sahabatnya, maka Abdullah bin Umar segera mengucapkan salam dan minta izin masuk kepada Aisyah, dan ternyata beliau sedang duduk menangis. Abdullah bin Umar berkata : "Umar bin Khattab mengucapkan salam untukmu dan beliau minta izin agar dapat di makamkan di sisi kedua sahabatnya". Aisyah menjawab : "Sebenarnya aku menginginkan agar tempat tersebut menjadi tempatku kelak jika aku mati, namun hari ini aku harus mengalah untuk Umar". ketika Abdullah bin Umar kembali, maka ada yang mengatakan, lihatlah Abdullah bin Umar datang. maka Umar berkata : "Angkatlah Aku". salah seorang menyandarkan Umar ke tubuh anakanya Abdullah bin Umar. Umar bertanya kepadanya : "Apa berita yang engkau bawa?". dia menjawab : "Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul Mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu (di makamkan di sisi dua sahabatnya)". Maka Umar berkata : "Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku kesana dan katakan, Umar bin Khattab minta izin untuk dapat masuk, jika beliau memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika beliau menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum Muslimin". Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk disisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar, maka segeralah Hafshah masuk ke dalam sambil mempersilahkan rombongan lelaki yang mau menjenguk Umar. sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.
Orang-orang berkata : "Berilah wasiat wahai Amirul Mukminin, pilihlah penggantimu  !" Umar berkata : "Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (Menjadi Khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah rela atas mereka ketika wafatnya". Umar menyebutkan nama mereka, Ali, Utsman, Az-Zubair, Thalhah, Sa'ad dan Abdurrahman. Beliau berkata : "Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar dan dia tidak berhak di pilih. jika kelak yang terpilih Sa'ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak diantara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahhannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keIslamannya, hendaklah dijaga dan diperhatikan hak-hak maupun kehormatan mereka, aku juga wasiatkan kepada penggantiku kelak agar memperhatikan kaum Anshor sebaik mungkin, merekalah orang-orang yang telah menyiapkan kampung halaman beserta rumah mereka untuk menampung kaum Muhajirin dan orang-orang yang beriman, hendaklah kebaikan mereka di hormati dan diterima dengan baik, dan kejelekan mereka hendaklah dimaafkan. Aku wasiatkan kepada penggantiku untuk memperhatikan seluruh pendududuk kota sebab mereka adalah penjaga Islam, pemasok harta dan pagar pelindung terhadap musuh. Janganlah diambil dari mereka kecuali kelebihan dari harta mereka dengan kerelaan hati mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar memperhatikan dengan orang-orang Arab pedaleman, sebab mereka adalah asalnya bangsa Arab dan personil Islam, hendaklah dipungut dari mereka zakat binatang ternak mereka dan disalurkan kepada orang-orang miskin dari mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar menjaga seluruh ahli Dzimmah, hendaklah perjanjian maupun kesepakatan dengan mereka tetap terpelihara, dan yang diperangi itu hendaklah orang-orang kafir selain mereka (selain Ahli Dzimmah), janganlah mereka dibebani dengan hal yang tidak dapat mereka pikul.
Ketika Umar wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah Aisyah, Abdulllah bin Umar mengucapkan salam sambil berkata : "Umar bin Khattab minta izin agar dapat masuk". Aisyah : "Bawalah beliau masuk". Maka jenazah Umar dibawa masuk dan di kebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya.

Umur nya Umar bin Khattab ketika wafat 

Masih diperselisihkan berapa usia Umar ketika beliau wafat, dalam masalah ini terdapat sepuluh pendapat.
Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan sembilan pendapat saja dengan memulai pendapat yang di dahulukan oleh Ibnu Jarir dalam tarikhnya.
Ibnu Jarir berkata : "Kami diberitahukan oleh Zaid bin Akhzam beliau berkata : "Kami diberitahukan oleh Abu Qutaibah dari Jarir bin Hazim dari Ayyub dari Nafi' dari Abdullah bin Umar R.A beliau berkata : "Umar terbunuh ketika berusia 55 tahun, Ad-Darawardi meriwayatkan dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi' dari Abdullah bin Umar demikian pula Abdur Razaq mengatakan yang sama dari  riwayat Ibnu Juraij dari Az-Zuhri, adapun Ahmad meriwayatkannya dari Hasyim dari Ali bin Zaid dari Salim bin Abdullah bin Umar.
Setelah itu beliau menyebutkan pendapat lain, "Diriwayatkan dari Amir As-Sya'bi, beliau berpendapat, "Ketika Umar wafat beliau berusia 63 tahun". Menurutku pendapat inilah yang Masyhur, beliau juga menyebutkan pendapat Al-Madani, "Umar wafat ketika berusia 57 tahun".

Sekian bila ada yang salah saya hanya manusia biasa.


Monday 29 August 2016

Biografi Abu Bakar Ash Shidiq (Khulafaur Rasyidin)

Hasil gambar untuk abu bakar siddiq
Nama Asli dan Kelahiran Abu Bakar Ashh shidiq

Abu Bakar Ash Shidiq adalah salah satu sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Beliau adalah salah satu dari empat Khulafaur Rasyidin atau Khalifah yang pertama pengganti Nabi Muhammad SAW. Beliau juga termasuk orang yang pertama masuk agama Islam (Assabiqunal Awwalun).
Abu Bakar Ash Shidiq lahir pada tahun 571/572 Masehi di Mekkah, dan nama asli Beliau sebelum masuk Islam adalah : Abdullah bin Kuhafah At-Tamimi sumber lain mengatakan : Abdul Ka'bah, beliau termasuk garis keturunan suku Quraisy. dan setelah beliau memeluk agama Islam ia di beri gelar oleh Rasulullah SAW dengan gelar Abu Bakar beliau juga di juluki oleh Rasulullah dengan gelar Ash shidiq yang artinya "yang di percaya" Gelar Ash shidiq di berikan kepada beliau karena beliau orang yang paling amat cepat dalam meyakini dan membenarkan beberapa peristiwa yang di alami Rasulullah SAW, terutama peristiwa Isra' Mi'raj yang pada waktu itu semua orang-orang di landa dengan keraguan nya.

Masa Kecil Abu Bakar Ash shidiq

Masa kecil beliau terkenal sebagai anak yang baik, jujur dan lemah lembut. dengan sifatnya yang mulai tersebut beliau di senangi banyak orang atau masyarakat pada waktu itu. Abu Bakar dan Nabi Muhammad merupakan sahabat sejak mereka masih remaja, setelah dewasa Abu Bakar memilih jalan hidupnya menjadi seorang pedagang atau saudagar. sebagai pedagang beliau sangat sukses dan kaya beliau terkenal karena kejujuran, kedisiplinan, dan sifat kedermawaan nya. oleh sebab itu setelah beliau masuk Islam, hampir seluruh harta nya beliau  relakan untuk membantu Rasulullah SAW dalam menyiarkan agama Islam.

Selain itu, Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang ahli Ilmu Nasab (Ilmu Pengetahuan mengenai silsilah keturunan). Beliau sangat memahami dan menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku Arab. sebagai seorang yang terkenal dengan ahli ilmu nasab nya Abu Bakar mengetahui ketinggian dan kerendahan derajat masing-masing bangsa Arab, apalagi suku-suku Quraisy.

Dengan sifat mulia dan tingkat kecerdasannya yang tinggi, maka tidak sulit bagi Abu Bakar untuk meyakini dan memahami ajaran-ajaran yang di sampaikan oleh Rasulullah SAW. beliau menjadi sahabat yang paling di percayai oleh Rasulullah di antara sahabat-sahabat yang lain nya. selain itu Abu Bakar merupakan sahabat yang paling gigih membantu perjuangan Rasulullah bahkan Abu Bakar dapat di katakan sahabat yang paling banyak berkorban, paling teguh, dan paling patuh diantara para sahabat lain nya. 

Melihat begitu besarnya jasa Abu Bakar dalam membantu perjuangan Nabi muhammad SAW dalam mengembangkan agama Islam, maka sangatlah wajar setelah Nabi Muhammad SAW wafat beliau di pilih dan di percaya oleh umat Islam menjadi penerus Rasulullah sebagai Khalifah yang pertama.

Kepribadian Abu Bakar Ash shidiq

Sebelum masuk Islam, beliau telah memiliki kepribadian yang sangat bersih. walaupun beliau lahir dari keluarga bangsawan yang pada saat itu sangat gemar dengan yang nama nya pesta pora, berjudi, meminum minuman keras, dan berzina. beliau tidak pernah meniru kebiasaan buruk bangsa Arab pada umum nya. Abu Bakar merupakan orang yang selalu merindukan kebenaran.

Beliau selalu bergaul dengan orang-orang yang ahli dalam kitab suci, seperti Waraqah bin Naufal, Qus bin Sa'idah, dan Zaid bin Naufal, oleh sebab itu walaupun agama Islam belum terlahir pada saat itu , Abu Bakar tidak pernah menyembah berhala seperti yang di lakukan bangsa Arab pada umum nya.

Sebagai seorang keturunan bangsawan, beliau terkenal sebagai seorang yang pandai bergaul, peramah, dan suka menolong. rumah beliau senantiasa di kunjungi banyak orang, tidak hanya karena beliau seorang pedagang dan keahlian nya dalam ilmu nasab, tetapi karena keramahan dan sopan santun nya lah yang membuat orang-orang berdatangan di rumah beliau.

Sebagai seorang yang memiliki kepribadian yang disiplin, Abu Bakar mampu membedakan dengan urusan-urusan perdangangan dengan urusan-urusan pribadinya sendiri. oleh sebab itu walaupun beliau terkenal sebagai pedagang/saudagar yang sukses beliau juga terkenal dermawan dan suka menolong orang yang membutuhkannya.

Sifat kepribadian yang lain yang membuat beliau di sukai banyak orang, terutama rekan-rekan dagang nya, karena beliau terkenal orang yang selalu menepati janji. Beliau tergolong sebagai jenis orang yang takut jika mengecewakan orang lain. Namun saat di kecewakan orang lain, beliau sangat pemaaf dan penyabar.

Sifat rela berkorban dan sifat kedermawaan yang di miliki Abu Bakar, membuat beliau tidak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membebaskan para budak yang mengalami penderitaan. budak-budak yang berhasil beliau bebaskan diantaranya : Bilal bin Rabah, Abu Fukaifah, Amir bin Fahairah, Labibah dan lain-lain. sebagai orang yang dermawan beliau juga selalu memperhatian kaum yang lemah dan tertindas 

Masuk Islam nya  Abu Bakar Ash shidiq

Ketika Islam baru pertama kali di sampaikan, banyak pemeluk agama islam adalah berasala dari orang-orang yang tertindas, budak, serta anak-anak muda yang menginginkan keadilan dimana Islam bakal memberi jawaban tentang itu. Namun Abu Bakar dengan kedudukan dan pengaruh yang seperti itu masyarakat memutuskan bergabung dengan barisan Islam adalah suatu magnet tersendiri bagi Islam. banyak yang akhirnya memeluk Agam Islam bersama Abu Bakar.

Walau beliau berasal dari golongan kuat, namun Abu Bakar juga mengalami hal yang tak mengenakan seperti pemeluk Islam awalan lain nya. seperti intimidasi, dipaksa untuk kembali ke jalan jahiliyyah, pemboikotan dagang, fitnahan dan lain sebagainya. walaupun begitu, beliau tetap kuat dalam iman Islam nya bahkan beliau juga mengorbankan seluruh hartanya untuk perjuangan Islam. Abu Bakar juga telah memerdekakan banyak budak Islam yang di siksa majikannya.

Abu Bakar adalah satu-satunya teman Nabi Muhammad SAW saat berhijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. beliau bersama Nabi berdua menyisiri tandusnya gurun Arabia guna berhijrah ke Madinah, beliau juga melindungi Nabi saat berhijrah dan di kejar-kejar oleh Kafir Quraisy.

Proses kekhalifahan Abu Bakar Ash shidiq

Semasa hidupnya Nabi Muhammad tidak pernah mewasiatkan pada para Sahabatnya maupun keluarga dekatnya, siapa yang harus menggantikannya setelah Nabi Wafat. oleh sebab itu, setelah Nabi Muhammad SAW Wafat, terjadi ketegangan dan timbul perselisihan antara kaum Anshor dan kaum Muhajirin mengenai siapa yang pantas menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Kaum Anshor menganggap bahwa golongan merekalah yang lebih berhak untuk menjadi pemimpin umat Islam. kaum Anshor merasa bahwa jasa mereka dalam membantu perjuangan Nabi sangat besar, terutama saat membantu Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Untuk membahas permasalahan tersebut, kaum Anshor mengadakan Musyawarah di Balai Bani Saidah. hasil musyawarah itu, mereka menetapkan dan memilih Sa'ad bin Ubaidah sebagai pemimpin kaum Muslimin pengganti Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan kaum Muhajirin yang berasal dari suku Quraisy. sangat terkejut mendengar berita kaum Anshor telah bermusyawarah dan telah menentukan Sa'ad bin Ubaidah sebagai kaum Muslimin pengganti Nabi Muhammad SAW saat itu mereka sedang mengurus proses pemakaman Nabi Muhammad SAW, mendengar berita kaum Anshor telah mengadakan musyawarah sendiri, beberapa pemuka kaum Muhajirin menjadi marah. mereka menganggap kaum Muhajirinlah yang justru lebih pantas sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW. Sejak dulu orang Quraisy selalu menjadi pemimpin bangsa Arab, mereka merasa telah dipilih Tuhan menjadi pengawal Ka'bah secara trun menurun.

Untuk mencegah perselisihan semakin meruncing, Abu Bakar Sidiq, Umar bin Khattab, Abu Ubaidah mewakili kaum Muhajirin segera menemui kaum Anshor. ketiga pembesar kaum Muhajirin ini ingin menanyakan kebenaran dan alasan mengapa kaum Anshor mengadakan musyawarah sendiri.

Pada saat itu terjadi perdebatan antara pembesar kaum Anshor dan kaum Muhajirin, Abu Bakar Ash shidiq menengahi dan berpidato dihadapan kaum Anshor. Abu Bakar Ash shidiq menjelaskan bahwa betapa besarnya jasa-jasa kaum Anshor dalam perjuangan umat Islam.

Setelah suasana ketegangan sedikit mereda, Abu Bakar berkata "Marilah kita semua bermusyawarah dan kita pilih bersama, siapa yang pantas menjadi pemimpin kita semua. saya ingatkan pilihlah mereka yang tidak meminta kekuasaan, seperti yang Rasulullah katakan kepada paman nya Abbas, saat beliau meminta untuk menjadi gubernur Rasulullah menjawab "Sesungguhnya kamu tidak memberikan kekuasaan ini kepada orang yang memintanya" saat itu Abu Bakar melanjutkan perkataannya: "Sesungguhnya orang yang pantas menjadi Khalifah hanya satu, diantara dua orang, yaitu Umar bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah." Mendengar usulan Abu Bakar tersebut Abu Ubaidah bin Jarrah sepontan kaget dan bergetar hatinya, seperti tersambar petir di siang bolong. begitu juga Umar bin Khattab mereka malu berhadapan dengan orang besar seperti Abu Bakar, berteriaklah Umar bin Khattab: "Demi Allah...lebih baik aku maju dan di pukul leherku tanpa dosa, daripada aku di minta memimpin kaum, sementara masih ada Abu Bakar di dalamnya".

Sementara itu Abu Ubaidah bin Jarrah maju kedepan Abu Bakar, sambil berkata: "Mana mungkin saya dikatakan pantas ! Demi Allah, kami yakin hanya engkaulah hai Abu Bakar yang pantas memimpin umat Islam pengganti Rasulullah SAW ! Engkaulah orang yang kami anggap paling mulia di kalangan Muhajirin dan Tsaniu-Itsnain. Engkaulah yang menemani Rasulullah saat Hijrah, dan Engkaulah yang pernah menggantikan Rasulullah dalam imam Shalat ketika Rasulullah sakit. padahal shalat merupakan hal utama sebagai tiang atau landasan tegaknya agama. Lantas siapa yang mampu membelakangimu dan siapa yang paling layak darimu, Silahkan ulurkan tanganmu dan kami akan mengangkat bai'at terhadapmu."

Pada saat itu Umar bin Khattab berdiri di depan Abu Bakar sambil berkata: "Wahai Amirul Mukminin ! Engkaulah yang paling pantas dan berhak menjadi Khalifah, kami akan memilih dan mendukungmu sebagai Khalifah, karena Engkaulah orang yang paling dekat dan paling di kasihi Rasulullah SAW".

Kemudian Abu Ubaidah dan Basyir bin Sa'ad, menjabat tangan Abu Bakar dan mengucapkan bai'at di ikuti Umar bin Khattab serta tokoh-tokoh kaum Anshor yang lainnya menyatakan persetujuan atas pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah, seluruh yang hadir dalam pertemuan tersebut kemudian ikut membai'at Abu Bakar, kemudian mereka merengek beramai-ramai Abu Bakar menuju Masjid Nabawi, di Masjid Nabawi sekali lagi Abu Bakar di bai'at di depan khalayak umum, dengan demikian Abu Bakar dinyatakan sah sebagai Khalifah pengganti Rasulullah SAW.

Menjelang Shalat Isya, setelah selesai proses pemakaman Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar kemudian naik ke mimbar dan mengucapkan pidato yang pertama dalam kedudukannya sebagai Khalifah.
Pidato pertama dan singkat Abu Bakar sebagai Khalifah tersebut, menunjukkan bahwa Abu Bakar merupakan seorang pemimpin yang jujur, rendah hati, demokratis serta memiliki sikap tegas dalam menegakkan kebenaran.

Berikut Pidato Singkat nya Abu Bakar Ash shidiq

Wahai Kaum Muslimin !
Sekarang aku telah kalian pilih sebagai Khalifah dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian semua. Bantulah aku jika aku jika aku berada pada jalan yang salah. Kebenaran adalah suatau amanat dan kebohongan adalah merupakan pengkhianatan. yang terlemah diantara kamu, aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan memulangkan haknya, yang terkuat diantara kamu aku anggap yang terlemah sampai aku mengambil hak si lemah dari tangannya, Janganlah kalian menghentikan jihad karena yang meninggalkan jihad akan di timpa kehinaan oleh Allah SWT. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul NYA jika aku melanggar perintah Allah dan Rasul NYA, janganlah kalian patuh kepadaku, kini mari kita menunaikan Shalat, semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada kalian.

Jasa dan Peninggalan Abu Bakar Ash shidiq

Di masa awal pemerintahan Abu Bakar Shidiq , di warnai dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan seperti munculnya orang-orang murtad, aktif nya orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi (Nabi Palsu), pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat merupakan tantangan dari negara yang baru berdiri.

Adanya orang murtad disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, atau mereka masuk Islam karena terpaksa, sehingga begitu Rasulullah SAW Wafat, mereka langsung kembali ke agama yang dulu. karena mereka beranggapan, bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pimpinan Nabi Muhammad SAW setelah wafat.

Golongan yang tidak mau membayar zakat banyak timbul dari kabilah yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Ghatfan, Bani Bakar dll. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad SAW, dan setelah beliau wafat maka tidak lagi wajib membayar zakat.

Orang yang mengaku sebagai Nabi sebenarnya sudah ada pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad SAW, walaupun mereka masih sembunyi-sembunyi. dari kekacauan yang muncul di awal pemerintahan tersebut, Abu Bakar bekerja keras untuk menumpasnya, untuk menumpas kelompok-kelompok tersebut, Abu Bakar bermusyawarah dengan para Sahabat dan kaum Muslimin menentukan apa tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Di dalam kesulitan yang memuncak inilah terlihat kebesaran jiwa dan ketabahan hati Abu Bakar, dengan tegas dinyatakan, bahwa beliau akan memerangi semua golongan yang  telah nyeleweng dari kebenaran, baik yang murtad, yang mengaku sebagai Nabi Palsu, maupun yang enggan membayar zakat, sehingga semuanya kembali ke jalan yang benar, setelah bermusyawarah Abu Bakar menugaskan antara lain : Usamah bin Zaid, Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sofyan untuk memrangi golongan tersebut.

Setelah berbagai macam gejolak dan kekacauan dapat di tangani secara tuntas, Maka Abu Bakar selalu berusaha untuk melakukan berbagai langkah demi kemajuan umat Islam.

Masa Kemajuan yang di capai Khalifah Abu Bakar Ash shidiq

Kemajuan yang di capai oleh Khalifah Abu Bakar Ash shidiq selama kurang lebih dua tahun, antara lain :
1. Perbaikan Sosial (Masyarakat)
2. Perluasan dan Pengembangan Wilayah Islam
3. Pengumpulan Ayat-Ayat Al-Qur'an
4. Sebagai Kepala Negara dan Pemimpin Umat Islam
5. Meningkatkan Kesejahteraan Umat

Perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan tanah Arab dari para penyeleweng (orang-orang murtad, Nabi Palsu, dan orang-orang yang enggan membayar zakat).

Adapun usaha yang di tempuh untuk perluasaan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah ke luar Jazirah Arab. daerah yang di tuju adalah Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Kedua wilayah tersebut menurut Abu Bakar harus di taklukkan dengan tujuan untuk memantapkan keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, yaitu Persia dan Bizantium. untuk ekspansi ke Irak di pimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan wilayah Suriah di pimpin tiga Panglima yaitu : Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan dan Surahbil bin Hasanah.

Sedangkan usaha yang di tempuh untuk pengumpula ayat-ayat Al-Qur'an adalah atas usul dari Sahabat Umar bin Khattab yang merasa khawatir kehilangan Al-Qur'an setelah para Sahabat yang hafal Al-Qur'an banyak yang gugur dalam peperangan, terutama waktu memerangi para Nabi Palsu.

Alasan lain karena ayat-ayat Al-Qur'an banyak yan berserakan ada yang di tulis di daun, kulit kayu, tulang dan sebagainya. hal ini di khawatirkan mudah rusak dan hilang.
Atas usul Umar bin Khattab tersebut pada awalnya Abu Bakar agak berat melaksanakan tugas tersebut, karena belum pernah dilaksanakan pada masa Nabi Muhammad SAW. namun karena alassan Umar yang rasional yaitu banyaknya Sahabat Penghafal Al-Qur'an yang gugur di medan perang dan di khawatirkan akan habis seluruhnya, akhirnya Abu Bakar menyetujuinya, dan selanjutnya menugaskan kepada Zaid bin Tsabit, Penulis Wahyu pada masa Rasulullah SAW, untuk mengerjakan tugas pengumpulan itu.

Kemajuan yang diemban sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Rasulullah SAW. Bahwa prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan seperti yang dilakukan Nabi Muahmmad SAW selalu dipraktekannya, beliau sangat memperhatikan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan terhadap sesama Sahabat juga sangat besar perhatiannya.

Sahabat yang telah menduduki jabatan pada masa Nabi Muhammad SAW tetap  dibiarkan pada jabatannya, sedangkan sahabatlainn yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat berdasarkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.

Sedangkan kemajuan yang dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga "Baitul Mal", semacam kas negara atau lembaga  keuangan. penngelolahannya diserahkan kepada Abu Ubaidah sahabat Nabi Muhammad SAW yang beri gelar "Amin Al-Ummah" (Kepercayaan Ummat). selain itu didirikan pula lembaga peradilan yang ketuai oleh Umar bin Khattab.

Kebijaksanaan lain yang di tempuh Abu  Bakar membagi sama rata hasil rampasan perang (Ghanimah). dalam hal ini beliau berbeda penndapat dengan Umar bin Khattab yang menginginkan pembagian dilakukan berdasarkan jasa tiap-tiap sahabat. alasan yang dikemukakan Abu Bakar adalah semua perjuangan yang dilakukan atas nama Islam adalah akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT di Akhirat. karena itulah biarlah mereka mendapat bagian yang sama.

Persoalan besar yang sempat diselesaikan Abu Bakar sebelum Wafat adalah menetapkan calon Khalifah yang akan menggatikannya. dengan demikian beliau telah mempersempit peluang bagi timbulnya pertikaian umat Islam mengenai jabatan Khalifah. 

Wafatnya Khalifah Abu Bakar Ash shidiq

Mengenai wafat nya Khalifah Abu Bakar Ash shidiq ini bertepatan dengan bulan Jumadil Akhir 13 H, Para ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa beliau wafat di waktu antara Maghrib sampai dengan Isya,. Anas bin Malik r.a berkata: "Sayyid Abu Bakar sangat sepuh sekaligus sesepuhnya para sahabat". [HR Imam Bukhari dalam 'At-Tarikh As-Saghir, Juz I, hlm.31].

Disebutkan oleh para sejarawan bahwa wafatnya Abu Bakar di sebabkan karna sakit, dan Al-Harits yang Masyhur pernah memakan Khazirah yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu Al-Harits berkata : "Angkatlah tangan engkau wahai Khalifah Rasulullah, demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, maka Abu Bakar segera mengangkat tangannya, sejak saat itu kedua nya selalu merasa sakit-sakitan hingga akhirnya keduanya wafat satu tahun kemudian". [Ath-Thabaqat Al-Kubra, 3-198].

Salah saatu wasiat beliau kepada Aisyah : "Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum Muslimin, karena itu jika aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar". Ketika Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata : "Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang  menjadi Khalifah setelahnya". [Ibid, 3-192 dengan sanad yang shahih].

Sayyid Abu Bakar berkata lagi pada putrinya : "Wahai putriku ! sepertinya aku pernah menghadiahimu sepetak kebun, jika aku masih berhak atas kebun itu, maka serahkanlah kebun itu ke Baitul Mal".
Sayyidah AisyahR.A menjawab : "Ya, Ayah. akan kuserahkan kebun itu ke Baitul Mal". setelah itu Sayyid Abu Bakar melanjutkan perkataannya : "Selama aku menjabat sebagai Khalifah, aku sekeluarga tidak penah makan sedikitpun dari dinar maupun dirham milik kaum Muslimi. kami hanya memakan roti keras sebagai hidangan sehari-hari. dan kami hanya memakan pakaian usang yang tertempel di badan seperti yang kalian lihat saat ini. kami juga tidak sedikit pun mengambil harta kaum Muslimin, yang kau miliki hanya satu budak habsyah.

Ibn Sa'ad menyenbutkan dengan sanad nya dari Al-Qashim bin Muhammad beliau berkata : "Sayyid Abu Bakar Khalifah yang  pertama ini juga pernah berkata kepada para sahabatnya : "Wahai sahabatku ! lihatlah kedua selendang ini, jika aku mati nanti, cucilah keduanya dan kafanilah aku dengan nya, sungguh mereka yang masih hidup lebih butuh pakaian yang baru ketimbang mereka yang mati". [HR Imam Ahmad dalam Al-Zuhdi hlm.136, Ibn Sa'ad dalam Tabaqot Kubra, Juz III, hlm.196, Ibn Jarir dalam Tafsir Ibn Jarir, Juz XXVI, hlm.100].

Ath-Thabari sejalan dengan riwayat di atas bahwa sayyid Abu Bakar wafat di hari ke-8 bulan Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah. saat beliau wafat, usianya sama dengan saat Rasulullah wafat, yaitu umur  63 tahun. Jarir bin Abdillah r.a menceritakan : "Saat aku sedang bersama Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dia berkata : "Saat Nabi wafat, beliau berusia 63 tahun. Abu Bakar pun wafat pada usia yang sama yaitu umur 63 tahun.begitu pula dengan usia Umar yang meninggal karena terbunuh". [Hadits Shahih Imam Bukhari dalam At-Tarikh As-Saghir, Juz I, hlm.30].

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah : "Abu Bakar wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib (Malam Selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami sakit selama 15 hari". [Al-Bidayah Wan Nihayah 7-18].

Diriwayatkan Ummul Mukminin, Aisyah r.a berkata : "Mula-mula Ayahku (Abu Bakar) merasakan sakit sesaat setelah beliau selesai mandi, saat itu bertepatan pada hari senin tanggal  77 Jumadil Akhir, hari itu cuaca sedang dingin sekali, saking dinginnya, beliau lalu terserang demam selama 15 hari dan tidak keluar rumah untuk mengimami shalat jamaah, beliau meminta Umar bin Khattab supaya menggantikannya menjadi imam shalat bagi umat Islam.

Setelah selesai shalat, para sahabat datang menjenguk beliau yang sedang terbaring sakit, yang  beliau rasakan, semakin bertambah hari, maka bertambah pula sakitnya. di sela-sela kondisi sakitnya itu, beliau menyempatkan diri menyinggahi rummah yang di tinggalkan Rasulullah SAW. (Tawasul dengan rumah Nabi) pada hari yang sama, beliau juga menyempatkan mengunjungi Sayyidina Utsman bin Affan, setelah Utsman bin Affan tahu bahwa beliau sakit, beliau mewajibkan seluruh kaum Muslimin untuk menjenguk Khalifah mereka yang sedang terbaring sakit".

Akhirnya, Khalifah Abu Bakar Ash shidiq R.A wafat pada hhari senin sore menjelang malam, saat itu bertepatan di hhari  ke-8 bulan Jumadil Akhir pada tahun ke-13 H atau sekitar 2 tahun lebih setelah Nabi Wafat. beliau menjabat sebagai Khalifah Islam yang pertama selama 2 tahun, 3 bulan di tambah 10 hari. [HR Ibnu Sa'ad dalam Tabaqat Kubra, Juz II, hlm.201-202, Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak Ala As-Shahihain, Juz III, hlm.63, Imam At-Thabari dalam Tarikh At-Thabari, Juz III, hlm.419-420, Imam Ad-Dzahabi dalam Siyaru A'lami An-Nubala, Juz IX, hlm.469].

Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum Muslimin dalam shalat, ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin Khattab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan, setelah surat selesai segera dibacakan segenap kaum Muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan. [Tabaqat Ibnu Sa'ad, 3-202, Tarikh Ath-Thabari, 3-420].
www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com