Saturday 4 February 2017

Islam di Jawa, para Tokoh dan Penyebarannya

Raden Fatah dan Raden Husain

Sebelumnya saya mengetik ini di kutip dari buku yang ada pada gambar di atas langsung saja dan ini cerita lanjutan yang kemaren.

Sementara itu, Raja Budha yang berkuasa di Pulau Jawa saat itu bernama Rangga Wijaya, atau yang lebih dikenal dengan nama Brawijaya. Ia adalah Raja Budha terakhir yang ada di Pulau Jawa. Ia pula adalah Raja Majapahit terakhir yang memerintahkan di kerajaan Majapahit tersebut.

Pada keterangan sebelumnya, diceritakan bahwa Raja Brawijaya menikah dengan anak perempuan dari Raja negeri Campa yang bernama Marta Ningrum. Ia memiliki tiga orang anak. Anak pertamanya adalah perempuan yang bernama Putra Adhi. Ia menjadi istri seorang patih yang bernama Dhaya Ningrat. Putra kedua Brawijaya adalah Raden Lembu Peteng. Ia menjadi penguasa di daerah Madura. dan anak yang terakhir adalah Raden Gugur. Ia tidak membawahi atau menguasai daerah kekuasaan tertentu, akan tetapi ia lebih memilih untuk mengabdi pada ayahnya dan membantunya dalam urusan kerajaan.

Dari istri yang lain, yaitu anak dari Seksa Dhana, Brawijaya mempunyai seorang anak laki-laki bernama Arya Dhamar. Oleh ayahnya, Brawijaya, ia diberi kekuasaan di daerah Palembang dan sekitarnya. Arya Dhamar mempunyai dua orang anak dari perkawinannya dengan seorang istri yang berasal dari daerah Ponorogo, Yaitu Bethara Kathung dan Ki Jaran Panolih. Adapun Bethara Kathung menguasai daerah Ponorogo sedangkan Ki Jaran Panolih menguasai daerah Sumenep dan Sampang yang merupakan bagian dari Pulau Madura.

Kemudian Brawijaya menikah dengan salah satu anak dari Raja China. Kecantikan wanita itu tidak tertandingi dan Brawijaya sangat mencintainya. Saat ia mengandung dan akan melahirkan, Brawijaya memrintahkan anaknya, Arya Dhamar, untuk membawanya ke Palembang dan Brawijaya memberikan istrinya itu kepada Arya Dhamar dan berpesan agar ia tidak menyentuh istrinya sampai ia melahirkan anaknya. Arya Dhamar pun lalu membawanya ke Palembang. Pada saat di Palembang wanita itu melahirkan anaknya pada usia kandungan sebelas bulan. Ia melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan, yang ketampanannya terlukiskan dalam sebuah Syair :

Ia bagaikan bulan purnama yang memecah kegelapan malam, yang terbit di kegelapan malam dengan berkilau.
Sebuah sinar yang menyinari seluruh penjuru, sinarnya yang terang membuka pintu Hidayah di atas bumi.

Arya Dhamar memberi anak itu dengan sebutan Raden Fatah. Nama ini sangat cocok dengan anak itu, karena kelak ia adalah seorang yang membuka pintu Da'wah Islam di Pulau Jawa. Setelah kelahiran Raden Fatah, Arya Dhamar kemudian memperistri ibunya (istri Brawijaya dari negeri China). Dengan Arya Dhamar ibu Raden Fatah mengandung seorang anak laki-laki yang sangat tampan pula. keningnya bagaikan bulan sabit pada malam tanggal satu yang menghilangkan setiap cacat dan noda dari anak tersebut. Arya Dhamar menyebut ana itu dengan nama Raden Husain, ketampanannya ana itu terlukis dalam Syair berikut :

Keningnya yang ada di bawah rambutnya, bagaikan bulan sabit diantara kegelapan malam.
Yang memperlihatkan kita pada kedua pelipisnya yang bagaikan purnama yang benderang, dengan parasnya yang tergali dari inti keindahan.

Sumber : Buku Laskar Langit (Kisah Heroik Para Wali di Bumi Jawa)

0 comments:

Post a Comment

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com