Berawal dari 'iseng-iseng' di jejaring sosial media Facebook, dua
orang sahabat, Bangkit Johan Setiawan dan Nanaganini yang kini menjabat sebagai
ketua dan wakil ketua SSFL se-Indonesia, membuat forum di FB tentang motor
Satria FU. Kehadiran forum di dunia maya tersebut ternyata berhasil memancing
gairah antusias para riders, yang pada akhirnya lahirlah SSFL pada 14 Februari
2009 silam.
"Terbentuknya SSFL itu berawal dari keaktifan saya dan
Nanaganini di forum FB untuk sekedar share tentang motor Satria FU. Ternyata
animo masyarakat sangat responsif dan semakin hari anggota di forum selalu
bertambah," kata Johan
Keberadaan forum yang berhasil menghipnotis para pemilik motor
Satria FU, membuat pria yang akrab disapa Joe itu mendeklarasikan untuk
melakukan pertemuan perdana dengan sesama pecinta Satria FU.
"Setelah itu, saya menggagaskan untuk jumpa darat (kopdar)
semua anggota yang ada di forum FB. Alhamdulilah, ternyata saat kopdar perdana
cukup banyak yang datang. Pada akhirnya kami coba untuk lebih serius dalam
forum SSFL ini," ucap Joe menjelaskan.
Tak diduga, antusias para pecinta Satria FU saat menghadiri kopdar
perdana, membuat Joe sempat takjub. Alhasil, Joe memutuskan untuk membentuk
sebuah keluarga besar perkumpulan motor 150 CC itu. "Makanya pada waktu
itu, kami langsung mendesaign sebuah logo resmi SSFL. Bahkan setelah logo
louncing di forum, malah semakin banyak peminatnya yang ingin bergabung bersama
forum ini," kata pria yang tinggal di kawasan Sawangan, Depok ini.
Joe mengakui, setiap harinya ada saja orang yang tertarik masuk
dalam komunitas yang sudah dia pimpin selama hampir empat tahun tersebut.
Bahkan setahun pertama berjalan, anggota SSFL sudah mencapai 100 orang lebih.
Pada akhirnya, Joe sepakat untuk membuat peraturan di dalam keanggotaanya ini.
"Karena semakin hari, semakin bertambah keinginan menjadi
anggota, kami memutuskan untuk mulai membuat profil dan peraturan dalam
keluarga besar SSFL. Di ulang tahun pertama SSFL yang jatuh pada 14 Febuari
2010, kami merayakannya di sebuah Villa di Sukabumi. Saat itu anggota kami
hanya sebatas Jabodetabek saja. Tapi sekarang kami memiliki sebanyak 400 orang
anggota," ucap pria yang juga akrab dipanggil Lintang Vie ini.
Joe mengaku, antusias para riders ini membuat pihaknya sempat
kewalahan untuk mengurusi banyaknya anggota yang membludak. Pada akhirnya, pria
berusia 32 tahun itu memutuskan untuk mencari kreator muda yang bisa mensupport
forum SSFL tersebut.
"Saya berdua kewalahan, dan kami putuskan mencari para
kreator muda. Baru kemarin kita melaksanakan mubes (musyawarah besar) pertama
untuk pemilihan kepengurusan SSFL Indonesia periode 2014/2015," ujarnya.
Wajib Hadir
Dalam pembentukan sebuah regenerasi kepengurusan termasuk
ketuanya, keluarga besar SSFL ini melakukan pemilihan langsung secara voting
yang nantinya langsung dibuatkan aturan mengenai SSFL secara tertulis.
"Sistem pembentukan pengurusan dengan memilih langsung.
Setelah itu, dibuatkan struktur organisai dan AD/ART-nya yang bisa
dipertanggung jawabkan dimata hukum dan Tuhan," sambungnya.
Joe sendiri mengatakan, untuk badan kepengurusan itu sendiri hanya
menjabat selama satu periode, yakni setahun. Namun karena belum ada kandidat yang
tepat menggantikan Joe, dia memutuskan tetap memegang kendali komunitas
tersebut.
"Untuk masa jabatan hanya setahun, tapi saat ini jabatan
ketua masih saya yang pegang, karena kandidat yang pas belum saya dapat. Bagi
saya, tidak mudah untuk menjadi seorang leader di dalam sebuah komunitas yang
besar. Pastinya harus memiliki kesabaran, ketekunan, dan kebijakan dalam
mengambil keputusan. Bukan berarti saya adalah kriteria orang yang seperti itu,
hanya saja saya sedang belajar bagaimana untuk menjadi orang seperti itu,"
kata Joe.
Lebih lanjut, Joe menolak jika SSFL ini merupakan sebuah klub
motor pada umumnya yang mengharuskan wajib hadir saat kopdar. Terlebih, dalam
komunitas ini tidak ada yang namanya senioritas.
"SSFL itu bukan klub, kami hanya forum komunitas motor yg
anggotanya tidak terikat dan tidak mengaplikasikan aturan wajib hadir saat
kopdar, tidak ada diklat, dan tidak ada senioritas di dalamnya. Intinya kita
berada di level yang sama," ujarnya.
Meski sempat tak percaya, namun nyatanya Joe sukses menggaet para
pecinta motor Satria FU di beberapa kota besar untuk bergabung dalam komunitas
yang dikepalainya sampai saat ini. "Chapter kami ada di Jabodetabek,
Banten, Bandung, Kuningan, Cirebon, Solo, Malang, Surabaya, Bangka Belitung,
Medan, Aceh, Pekan Baru, Selat Panjang," ucap Joe.
Uniknya, meski nama komunitas ini merupakan kumpulan pencinta
motor Satria FU, namun Joe tidak menutup pintu bagi para riders lain untuk
bergabung di dalam keluarga besar SSFL. "Karena kita LOVERS, jadi tidak diwajibkan
semua riders adalah yang memiliki motor Satria. Dari awal kita sudah komit
bahwa fungsi utama SSFL ini adalah untuk menjalin silahturahmi tanpa batas
dengan raiders yang lain," terangnya.
Komunitas yang rata-rata berisikan remaja berusia 17 hingga 40
tahun ini punya sebuah peraturan yang cukup ketat, terlebih tidak ada toleransi
bagi setiap anggotanya yang terbukti melakukan tindakan kriminal.
"Untuk anggota yang melanggar dan terlibat tindakan kriminal,
kami serahkan langsung pada pihak yang berwenang karena sebelumnya sudah ada
peraturan tertulis di dalamnya."
Bukan Geng Motor
Joe berharap kepada masyarakat untuk tidak menyamakan komunitas
yang dia pimpin saat ini dengan geng motor yang kerap meresahkan. "Kami
sangat tidak setuju kalau kami disamakan dengan genk motor yang kerap
meresahkan warga. Sebenarnya titik kesalahan komunitas atau geng motor tersebut
terdapat di pimpinannya. Mereka salah memberikan pelajaran, terlebih faktor
usia labil sangat berpengaruh besar dalam pembentukan sikap," tutup Joe.
Sementara itu, Raras, salah satu riders wanita yang sudah
bergabung bersama SSFL ini mengaku menemukan kenyamanan dalam keluarga barunya
tersebut. Terlebih komunitas ini tidak terlalu mengikat kewajiban kehadiran.
"Aku mulai gabung baru Mei 2013 ini. Jadi baru sekitar 8
bulanan. Kenapa tertarik di SSFL? Ya karena setelah dibandingkan dengan klub
motor lain, SSFL lebih better dan cocok buat saya yang pekerja yang sifatnya
tidak terikat," kata wanita pemilik nama lengkap Raras Octariane Dipaleksana.
Wanita yang kini menjabat sebagai bendahara 1 itu menilai banyak
klub yang masih 'mengharuskan' setiap anggotanya untuk hadir saat melakukan
kumpul-kumpul dan touring. Itulah yang membuat gadis manis ini tertarik menjadi
anggota SSFL.
"Di klub lain ada peraturan, jika anggotanya sering tidak
hadir, maka dinyatakan keluar. Kalau di SSFL itu tidak wajib. Dan saya tertarik
dengan SSFL karena bagi saya SSFL adalah wadah bagi semua pecinta Satria untuk
berkumpul," tutup wanita karir 24 tahun itu.
Dan sekarang pun mungkin SSFL sendiri sudah lebih banyak dari pada sebelum nya, seperti sekarang Brebes sudah lahir. untuk asal-usul kelahiran SSFL Brebes itu sendiri nanti akan saya posting.
untuk asal-usul SSFL Indonesia sudah cukup sampai disini. maap bila ada kata-kata yang salah.
0 comments:
Post a Comment