Umar bin Khattab adalah seorang Khalifah yang sangat terkenal,
perjalanan hidupnya adalah teladan yang diikuti, dan kepemimpinannya adalah
suatu yang diimpikan, banyak orang saat ini memimpikan, kiranya Umar hidup di
zaman ini dan pemimpin umat yang tengah kehilangan jati diri.
Umar bin
Khattab adalah salah satu seorang sahabat Nabi dan Khaifah kedua setelah
wafatnya Abu Bakar Ash shidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam
sangatlah besar hingga Michael H. Heart menempatkannya sebagai orang paling
pengaruh nomer 51 sedunia sepanjang masa.
Kelahiran Umar
bin Khattab
Umar bin
Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza lahir pada tahun 586-590 Masehi, Mekah,
Jazirah Arab dari suku Bani Adi, salah satu rumpun Quraisy, suku terbesar di
kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisyi
dan Ibunya Hantamah binti Hasyim, dari keluarga Bani Makhzum.
Keluarga Umar
tergolong dalam keluarga kelas menengah, beliau bisa membaca dan menulis, yang
pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga di kenal karena fisiknya
yang kuat dimana beliau menjadi juara gulat di Mekkah. Umar tumbuh menjadi
pemuda yang di segani dan di takuti pada masa itu, wataknya yang keras
membuatnya di juluki " Singa Padang Pasir". beliau juga amat keras
dalam membela agama tradisional bangsa Arab yang menyembah berhala serta
menjaga adat istiadat mereka.
Sebelum memeluk
Agama Islam, Umar adalah orang yang sangat di segani dan di hormati oleh
penduduk Mekkah, Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa
catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum
anggur, setelah menjadi Muslim, beliau tidak pernah menyentuh alkohol sama
sekali meskipun belum di turunkan ayat yang melarang meminum minuman yang
memabukkan secara tegas.
Masuk Islam nya
Umar bin Khattab
Ketika Nabi
Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi
sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat
itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini
dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai
ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap
peperangan yang beliau lalui. Umar juga di catat sebagai orang yang paling
banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi
Muhammad SAW.
Dikisahkan
bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa untuk kedua orang yang paling di takuti
orang-orang Muslim saat itu yaitu : Umar bin Khattab dan Abu Sufyan, Rasulullah
berdoa semoga diantara mereka berdua ada yang mau mengikuti ajaran beliau.
selang beberapa hari ternyata doa Nabi Muhammad di kabulkan Allah SWT dan
ternyata yang masuk Islam adalah Umar bin Khattab.
Dikisahkan
proses masuk Islam nya Umar bin Khattab ketika beliau mau membunuh Nabi
Muhammad SAW, dalam perjalanannya beliau bertemu dengan pengikut Nabi Muhammad
yaitu Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudari
perempuan beliau telah memeluk Agama Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW yang saat itu mau di bunuh beliau. karena kabar tersebut, Umar
terkejut dan langsung kembali ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum
adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca
Al-Qur'an surat Thoha ayat 1-8, beliau semakin marah akan hal tersebut dan
memukul saudarinya.
Ketika melihat
saudarinya berdarah oleh pukulannya seketika itu beliau merasa iba, dan
kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat beliau lihat, diriwayatkan Umar
menjadi terguncang oleh apa yang beliau baca tersebut, beberapa waktu setelah
kejadian itu Umar menyatakan memeluk Agama Islam, tentu saja hal ini membuat
hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal sangat keras
menantang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW
kemudian memeluk ajaran yang sangat di bencinya tersebut, akibatnya Umar
dikucilkan dari pergaulan Mekkan dan beliau menjadi kurang dihormati oleh para
petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
Setelah masuk
Islam beliau mulai meninggalkan apa yang beliau perbuat pada waktu belum masuk
Islam seperti meminum alkohol, berjudi dan sebagainya, dan sebagai seorang
petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar bin Khattab sering mengikuti
berbagai peperangan yang di hadapai umat Islam bersama Rasulullah SAW, beliau
ikut terlibat perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syiria.
Kehidupan Umar
bin Khattab di Madinah
Pada tahun 622
M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW dan para Muslim lainnya berhijrah
(Migrasi) ke Yatsrib (Sekarang Madinah), beliau dianggap sebagai seorang yang
paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena reputasinya yang memang
terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena beliau dikenal sebagai orang yang
terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam pada setiap
kesempatan yang ada bahkan beliau tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang
dulu bersama mereka beliau ikut menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW.
Reaksi Umar bin
Khattab ketika mendengar Rasulullah SAW Wafat
Pada saat kabar
wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah)
suasana menjadi sedih dan terharu di kota Madinah, sambil berdiri termenung
Umar dikabarkan sebagai salah satu orang yang paling terguncang atas peristiwa
itu, beliau menghambat siapapun memandikan dikan atau menyiapkan jasadnya untuk
pemakaman. Akibat syok yang beliau terima, beliau berkata : "Sesungguhnya
beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat,
sesungguhnya beliau tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhuannya, seperti
dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya. Demi Allah beliau benar-benar
akan kembali, Barang siapa yang beranggapan bahwa beliau wafat, kaki dan
tangannya akan kupotong".
Abu Bakar yang
mendengar kabar tersebut langsung bergegas kembali dari Madinah, beliau
menjumpai Umar bin Khattab yang sedang menahan Muslim yang lain dan lantas
beliau berkata : "Saudara-saudara ! Barang siapa mau menyembah Nabi
Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW sudah meninggal, tetapi barang siapa yang mau
menyembah Allah SWT, Allah SWT selalu hidup dan tak pernah mati !".
Abu Bakar
mengingatkan kepada para pemeluk Agama Islam yang sedang terguncang, termasuk
Umar bin Khattab saat itu, bahwa Nabi muhammad SAW, seperti halnya mereka,
adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al-Qur'an
dan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang di ajarkan
Nabi Muhammad SAW yaitu kefanahan makhluk yang diciptakan. stelah itu Umar
sadar akan kesalahannya dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Masa
kekhalifahan Umar bin Khattab
Pada masa Abu
Bakar menjadi Khalifah, Umar bin Khattab merupakan salah satu penasihat
kepalanya. setelah wafatnya Abu Bakar pada tahun 634 Umar di tunjuk untuk
menggantikannya sebagai Khalifah yang kedua, dan pada saat itulah Umar
sudah sah menjadi Khalifah yang kedua menggantikan Abu Bakar Ash shidiq.
Selama
pemerintahan Umar bin Khattab, kekuasaan Islam tumbuh dengan pesat, Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid
dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran Sassanid) serta mengambil alih
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi
(Byzantium). saat itu ada dua negara adidaya yaitu Persia dan Romawi. Namun
keduanya telah di taklukkan oleh kekhalifahan Islam di bawah pimpinan Umar bin
Khattab.
Sejarah
mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini, pada
pertempuran yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 2o ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu pasukan dan
mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya
dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang
lebih besar pada pertempuran Qadissiyyah (thn 636), di dekat sungai Eufrat.
pada pertempuran itu jendral pasukan Islam yakni Sa'ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jendral Persia yang
terkenal yaitu Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637,
setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, Pasukan Islam akhirnya
mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh
pendeta Sophronius dan di undang untuk Shalat di dalam gereja (Church Of The
Holy Sepulchre). Umar memilih shalat di tempat lain agar tidak membahayakan
gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan di tempat beliau
shalat.
Umar melakukan
banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan
politik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru di
taklukkan, beliau juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh
wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, beliau memerintahkan untuk memperluas dan
merenovasi Masjidi Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Beliau juga
memulai proses kodifikasi hukum Islam.
Umar dikenal
dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, beliau tetap hidup dengan kehidupan yang
sangat sederhana. pada sekitar tahun ke-17 Hijriah, tahun ke-4 kekhalifahannya,
Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai di hitung
saat peristiwa hijrah.
Perkembangan
Islam Pada Masa kekhalifahan Umar bin Khattab
Seperti halnya
Abu Bakar, Umar bin Khattab pun segera menggiatkan usaha perluasan kekuasaan
Islam di berbagai wilayah yang lebih luas. pertempuran demi pertempuran dapat
dimenangkan dengan gemilang. wilayah kekuasaan Islam pun semakin bertambah
luas. dalam pertempuran di Ajnadin tahun 16 H/636 M Romawi dapat dipukul mundur
dan selanjutnya bebrapa kota di pesisir pantai syria juga dapat kuasai, seperti
Jaffa, Gizar, Ramla, Typus Arcedan dan Askolan bahkan Bairut juga dapat di
taklukkan seperti kota kadisi tahun 16 H/636 M, kota Jalula tahun 17 H/638 M,
kota Madian tahun 18 H/642 M.
Selain ke
Persia, usaha perluasan juga di arahkan ke wilayah Mesir. ketika itu bangsa
asli Mesir, yakni suku Qibty sedang mendapat serangan dari bangsa Romawi,
mereka sangat mengharapkan bantuan dari kaum Muslimin setelah berhasil
menaklukkan bangsa Syria dan Palestina, Khalifah Umar bin Khattab mengarahkan
pasukan yang berkekuatan 4000 orang menuju Mesir pasukan itu di bawah komando
panglima Amr bin Ash, sasaran utama di arahkan ke pintu gerbang Al-Arisy.
kemudian Al-Farma, Bilbis, Ummu Dunya, Ain Syams, bahkan dapat di taklukkan
pula bentang Babil dan Iskandariyyah.
Selain
mengadakan perluasan wilayah kekuasaan Islam ke berbagai wilayah, Umar bin
Khattab juga banyak berjasa dalam hal pembuatan Undang-Undang Negara. peraturan
perundang-undangan yang berisi tentang ke tatanegaraan dan tata pemerintahan,
di bentuk pada masa kekhalifahan ini, bentuk pemerintah di bagi menjadi
dua yaitu : 1. pemerintah pusat yang di pimpin oleh seorang Khalifah dan para
pembantunya, dan yang ke-2 pemerintah daerah yang di pimpin oleh seorang
gubernur dan aparat pemerintah yang ada di daerah.
Umar bin
Khattab juga membentuk dewan, negara dan militer, lembaga kejaksaan dan dewan
pertimbangan hukum juga di bentuk pada masa kekhalifahannya banyak hakim-hakim
yang masyhur pada masa itu, di antaranya Ali bin Abu Thalib.
Kebijakan Umar
bin Khattab setelah menjadi Khalifah
Ada dua arah
kebijakan yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Pertama kebijakan Internal,
yaitu membangun sistem pemerintahan dalam negeri dan membentuk departemen-departemen
yang menangani masalah-masalah sosial politik dan sebagainya. Kedua, kebijakan
Eksternal yaitu dengan usaha memperluas penyebaran Islam ke luar Jazirah Arab.
Pembentukan
beberapa departemen merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi,
karena wilayah kekuasaan Islam telah mencapai Mesir dan beberapa wilayah
lainnya. Untuk mempermudah sistem ketatanegaraan dan pelayanan, maka di
bentuklah departemen-departemen tersebut. model ini diadopsi dari sistem
pemerintahan Persia.
Peninggalan
Wasiat Umar bin Khattab semasa hidup nya
1. Bila engkau
menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah
dirimu karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau
hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. karena tidak ada
musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau
hendak memuji seseorang, pujilah Allah SWT. karena tiada seorang manusia pun
lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain
Allah SWT.
4. Bila engkau
ingin menuntut sesuatu, maka tuntulah akhirat. karena engkau tidak akan
memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Wafat nya
Khalifah Umar bin Khattab
Ketika Umar
selesai melaksanakan Ibadah Haji pada tahun 23 H, beliau sempat berdoa kepada
Allah SWT di Abthah, mengadu kepada Allah tentang usianya yang telah senja,
kekuatannya telah melemah, sementara rakyatnya tersebar luas dan beliau takut
tidak dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna. beliau berdoa kepada Allah
SWT agar Allah mewafatkannya dan berdoa agar Allah memberikan Syahadah
(Mati Syahid) serta dimakamkan di negeri hijrah (Madinah) sebagaimana yang
terdapat dalam Shahih Muslim bahwa Umar pernah berkata : "Ya Allah, aku
mohon kepadaMu mendapatkan syahadah (Mati Syahid) di atas jalanMu dan wafat di
tanah NabiMu".
Maka Allah
mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua permohonannya tersebut, yaitu Mati
Syahid di Madinah. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha Lembut kepada
Hamba NYA akhirnya beliau di tikam oleh Abu Lu'luah Fairuz, seorang yang
asalinya beragama Majusi dan tinggal di Romawi. ketika Umar shalat di mihrab
pada waktu Subuh hari Rabu tanggal 25 Dzulhijjah tahun 23 H, dengan belati yang
memiliki dua mata. Abu Lu'luah menikamnya dengan tiga tikaman, ada yang
mengatakan enam tikaman, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam
perut beliau, akhirnya Umar terjatuh dan tersungkur dan menyuruh Abdurrahman
bin Auf agar menggantikannya menjadi imam shalat.
kemudian orang
kafir itu (Abu Lu'luah) berlari ke belakang, sambil menikam seluruh orang yang
di laluinya. dalam peristiwa tersebut sebanyak 13 orang terluka dan 6 orang
dari mereka tewas. maka segeralah Abdullah bin Auf menangkapnya dengan
melemparkan burnus (baju panjang yang memiliki penutup kepala) untuk
menjeratnya, kemudian Abu Lu'luah bunuh diri, semoga Allah melaknatnya. waktu
itu Umar segera di bawa ke rumahnya sementara darah mengalir deras dari
luka-lukanya. hal itu terjadi sebelum matahari terbit, umar berkali-kali jatuh
pingsan dan sadar, kemudian orang-orang mengingatkannya shalat, beliau sadar
sambil berkata : "Ya aku akan shalat dan tidak ada bagian dari Islam bagi
orang yang meninggalkan shalat". Kemudian beliau shalat, setelah shalat
beliau bertanya siapa yang menikamnya ?" Mereka menjawab : "Abu
Lu'luah budak Al-Mughirah bin Syu'bah". Beliau lalu berkata :
"Alhamdulillah yang telah menentukan kematianku di tangan seseorang yang
tidak beriman dan tidak pernah sujud kepada Allah sekalipun".
Kemudian Umar
berkata : "Semoga Allah memberikan kejelekan baginya, kami telah
menyuruhnya suatu perkara yang baik. Al-Mughirah memberinya gaji sebanyak dua
dirham per-hari, kemudian dia menuntut Umar agar gaji budaknya itu di tambah
karena budaknya memiliki banyak keahlian dan merangkap beberapa profesi, yaitu
sebagai tukang kayu, pemahat dan tukang besi, maka Umar menaikkan gajinya
menjadi 100 dirham perbulan. Umar bertanya kepadanya : "Kami dengar bahwa
dirimu mampu membuat penumbuk gandum yang berputar di udara (kincir)?" Abu
Lu'luah menjawab : "Demi Allah aku akan memberitahukan kepadamu tentang
penumbuk gandum yang akan menjadi pembicaraan manusia di timur dan barat".
percakapan ini terjadi pada hari selasa di malam hari dan ternyata dia
menikamnya tepat pada hari rabu di pagi hari pada tanggal 25 Dzulhijjah.
Kemudian Umar
mewasiatkan agar penggantinya yang menjadi Khalifah di musyawarahkan oleh enam
orang yang Rasulullah yang Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepada mereka
yaitu : Utsman bin Affan, Ali, Thalhah, Az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad
bin Abi Waqqash, beliau tidak menyebutkan Sa'id bin Zaid bin Amr bin Naufal
Al-Adawi, sebab Sa'id berasal kabilah Umar dan dikhawatirkan kelak dirinya
terpilih disebabkan kekerabatannya yang dekat dengan Umar. Umar mewasiatkan
kepada siapa yang akan menggantikannya untuk berbuat yang terbaik kepada
seluruh manusia dengan berbagai macam tingkatan mereka.
Akhirnya Umar
bin Khattab wafat tiga hari setelaah perstiwa itu, beliau di makamkan pada hari
Ahad di awal bulan Muharram tahun 24 H dan di makamkan di kamar Nabi di samping
Abu Bakar Ash shidiq, setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin (Aisyah).
Al-Waqidi
berkata : "Aku diberitahukan oleh Abu Bakar bin Ismail bin Muhammad bin
Sa'ad dari Ayahnya dia berkata : "Umar ditikam pada hari Rabu 25
Dzulhijjah tahun 23 H, Masa kepemimpinannya selama 10 tahun 5 bulan 21 malam,
sementara pelantikan Usman bin Affan terjadi pada hari senin pada tanggal 3
Muharram, ketika aku sebutkan hal ini pada Utsman bin Akhnas, dia berkata :
"Engkau keliru" Umar wafat 25 Dzulhijjah dan Utsman dilantik pada
malam terakhir dari bulan Dzulhijjah. dengan demikian, beliau mulai
kekhalifahannya pada awal bulan Muharram tahun 24 H".
Abu Ma'syar
berkata : "Umar terbunuh pada tanggal 25 bulan Dzulhijjah tepat penghujung
tahun 23 H, masa kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari, setelah itu
Utsman di bai'at menjadi Khalifah.
Ibnu Jarir
berkata : "Aku diberitahukan oleh Hisyam bin Muhammad dia berkata :
"Umar terbunuh pada tanggal 23 bulan Dzulhijjah dan masa kekhalifahannya
adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari".
Riwayat
Al-Bukhari tentang peristiwa wafatnya Umar bin Khattab
Al-Bukhari
berkata : "Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, di berkata :
"kami diberitahukan oleh Abu 'Awanah dari Husain bin Amru bin Maimun, dia
berkata : "Aku pernah melihat Umar bin Khattab beberapa hari sebelum
dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin Al-Yaman dan
Utsman bin Hunaif, beliau berkata : "Apa yang telah kalian perbuat ?
Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak
terlalu banyak". Umar berkata : "Hendaklah kalian berdua meninjau
ulang, jangan-jangan kalian telah membebani pajak bumi yang tidak sanggup di
pikul oleh pemiliknya ". Keduanya berkata : "Tidak". Umar
melanjutkan : "Jika Allah masih memberikan kepadaku umur yang
panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak
lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat".
Empat hari
setelah itu beliau terbunuh. Amru bin maimun berkata : "Pada pagi
terbunuhnya Umar aku berdiri dekat sekali dengan Umar. Penghalang antara aku
dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. kebiasaannya jika beliau berjalan di
sela-sela shaf beliau selalu berkata : "Luruskan ! setelah melihat barisan
telah rapat dan lurus beliau maju dan bertakbir, pada waktu itu mungkkin beliau
sedang membaca surat Yusuf atau An-Nahl ataupun surat yang lainnya pada rakaat
pertama hingga seluruh jama'ah hadir berkumpul. ketika beliau bertakbir
tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, "Aku dimakan anjing (aku
ditikam). ternyata beliau ditikam seorang budak, kemudian budak kafir itu lari
dengan membawa pisau belati bermata dua. setiap kali melewati orang-orang dia
menikamkan belatinya ke kanan maupun ke kiri hingga menikam 13 orang kaum
Muslimin dan 7 diantara mereka tewas, ketika salah seorang dari kaum Muslimin
melihat peristiwa itu ia melemparkan burnus (baju penutup kepala) untuk
menangkapnya. ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia
langsung bunuh diri. Umar segera menarik tangan Abdurrahman dan menyuruhnya
maju menjadi Imam. siap saja yang berdiri di belakang Umar pasti akan melihat
apa yang aku lihat. adapun orang-orang yang berada di sudut-sudut Masjid,
mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar
suara Umar, diantara mereka ada yang mengatakan "Subhanallah".
Maka Akhirnya
Abdurrahman yang menjadi Imam Shalat mereka dan ia sengaja memendekan shalat
selesai, lalu Umar berkata : "Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah
menikamku ?" Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali sambil berkata
: "Pembunuhmu adalah budak milik Al-Mughirah". Umar bertanya
:"Budaknya yang lihai bertukang itu ?" Ibnu Abbas menjawab :
"Ya". Umar berkata : "Semoga Allah membinasakannya, padahal aku
telah menyuruhnya pada kebaikan, Alhamdulillah yang telah menjadikan
sebab kematianku di tangan orang yang tidak beragama Islam, Engkau dan Ayahmu
(Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak yang tinggal di
Madinah". pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas
pernah berkata Umar : "Jika engkau mau budak-budak itu akan kami
bunuh". Umar menjawab : "Engkau salah, bagaiman membunuh mereka
setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat
menghadap kiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana melaksankannya
?". Umar segera di bawa ke rumahnya, kami berangkat bersama-sam
mengikutinya. seolah-olah kaum Muslimin tidak pernah mendapat musibah
sebelumnya, ada yang berkomentar : "Lukanya tidak parah". dan ada
juga yang berkata : "Aku khawatir beliau akan tewas". setelah itu
dibawakan kepadanya minuman Nabidz dan beliau meminumnya, tetapi minuman
tersebut keluar kembali dari perutnya yang di tikam. kemudian di bwakan
kepadanya susu dan beliau meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi
dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar tidak tertolong lagi dan
beliau pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang
berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya. tiba-tiba datng seorang
pemuda dan berkata : "Bergembiralah Wahai Amirul Mukminin dengan berita
gembira dari Allah untukmu, Engkau adalah sahabat Rasulullah, pendahulu Islam,
engkau menjabatt pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau di berikan
Allah Syahadah (Mati Syahid)". Umar menjawab : "Aku berharap seluruh
perkara yang engkau sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun
kurang". tatkala pemuda itu terbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga
menyentuh lantai. Umar memanggil nya dan berkata : "Wahai saudaraku,
angkatlah pakaianmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan
lebih menaikkan ketaqwaanmu kepada Rabbmu, Wahai Abdullah bin Umar lihatlah
berapa hutangku". Mereka hitung dan ternyata jumlahnya lebih kurang
sebanyak 86.000. Umar berkata : "Jika harta keluarga Umar cukup untuk
melunasinya maka bayarlah dari harta mereka, jika belum juga lunas mintalah
kepada Bani Adi bin Ka'ab dan jika ternyata belum cukup juga maka mintalah pada
kaum Quraisy dan jangan minta kepada selain mereka. Maka tunaikan
hutang-hutangku, berangkatlah engkau sekarang ke rumah Aisyah (Ummul Mukminin)
dan katakanlah : "Umar menyampaikan salam kepadanya dan jangan kau katakan
salam dari Amirul Mukminin, sebab sejak hari ini aku tidak lagi menjadi Amirul
Mukminin, katakan kepadanya bahwa Umar bin Khattab minta izin agar dapat di
makamkan di samping dua sahabatnya, maka Abdullah bin Umar segera mengucapkan
salam dan minta izin masuk kepada Aisyah, dan ternyata beliau sedang duduk menangis. Abdullah bin Umar berkata : "Umar bin Khattab mengucapkan salam untukmu dan beliau minta izin agar dapat di makamkan di sisi kedua sahabatnya". Aisyah menjawab : "Sebenarnya aku menginginkan agar tempat tersebut menjadi tempatku kelak jika aku mati, namun hari ini aku harus mengalah untuk Umar". ketika Abdullah bin Umar kembali, maka ada yang mengatakan, lihatlah Abdullah bin Umar datang. maka Umar berkata : "Angkatlah Aku". salah seorang menyandarkan Umar ke tubuh anakanya Abdullah bin Umar. Umar bertanya kepadanya : "Apa berita yang engkau bawa?". dia menjawab : "Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul Mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu (di makamkan di sisi dua sahabatnya)". Maka Umar berkata : "Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku kesana dan katakan, Umar bin Khattab minta izin untuk dapat masuk, jika beliau memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika beliau menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum Muslimin". Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk disisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar, maka segeralah Hafshah masuk ke dalam sambil mempersilahkan rombongan lelaki yang mau menjenguk Umar. sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.
Orang-orang berkata : "Berilah wasiat wahai Amirul Mukminin, pilihlah penggantimu !" Umar berkata : "Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (Menjadi Khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah rela atas mereka ketika wafatnya". Umar menyebutkan nama mereka, Ali, Utsman, Az-Zubair, Thalhah, Sa'ad dan Abdurrahman. Beliau berkata : "Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar dan dia tidak berhak di pilih. jika kelak yang terpilih Sa'ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak diantara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahhannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keIslamannya, hendaklah dijaga dan diperhatikan hak-hak maupun kehormatan mereka, aku juga wasiatkan kepada penggantiku kelak agar memperhatikan kaum Anshor sebaik mungkin, merekalah orang-orang yang telah menyiapkan kampung halaman beserta rumah mereka untuk menampung kaum Muhajirin dan orang-orang yang beriman, hendaklah kebaikan mereka di hormati dan diterima dengan baik, dan kejelekan mereka hendaklah dimaafkan. Aku wasiatkan kepada penggantiku untuk memperhatikan seluruh pendududuk kota sebab mereka adalah penjaga Islam, pemasok harta dan pagar pelindung terhadap musuh. Janganlah diambil dari mereka kecuali kelebihan dari harta mereka dengan kerelaan hati mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar memperhatikan dengan orang-orang Arab pedaleman, sebab mereka adalah asalnya bangsa Arab dan personil Islam, hendaklah dipungut dari mereka zakat binatang ternak mereka dan disalurkan kepada orang-orang miskin dari mereka. Aku wasiatkan juga kepada penggantiku kelak agar menjaga seluruh ahli Dzimmah, hendaklah perjanjian maupun kesepakatan dengan mereka tetap terpelihara, dan yang diperangi itu hendaklah orang-orang kafir selain mereka (selain Ahli Dzimmah), janganlah mereka dibebani dengan hal yang tidak dapat mereka pikul.
Ketika Umar wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah Aisyah, Abdulllah bin Umar mengucapkan salam sambil berkata : "Umar bin Khattab minta izin agar dapat masuk". Aisyah : "Bawalah beliau masuk". Maka jenazah Umar dibawa masuk dan di kebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya.
Umur nya Umar bin Khattab ketika wafat
Masih diperselisihkan berapa usia Umar ketika beliau wafat, dalam masalah ini terdapat sepuluh pendapat.
Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan sembilan pendapat saja dengan memulai pendapat yang di dahulukan oleh Ibnu Jarir dalam tarikhnya.
Ibnu Jarir berkata : "Kami diberitahukan oleh Zaid bin Akhzam beliau berkata : "Kami diberitahukan oleh Abu Qutaibah dari Jarir bin Hazim dari Ayyub dari Nafi' dari Abdullah bin Umar R.A beliau berkata : "Umar terbunuh ketika berusia 55 tahun, Ad-Darawardi meriwayatkan dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi' dari Abdullah bin Umar demikian pula Abdur Razaq mengatakan yang sama dari riwayat Ibnu Juraij dari Az-Zuhri, adapun Ahmad meriwayatkannya dari Hasyim dari Ali bin Zaid dari Salim bin Abdullah bin Umar.
Setelah itu beliau menyebutkan pendapat lain, "Diriwayatkan dari Amir As-Sya'bi, beliau berpendapat, "Ketika Umar wafat beliau berusia 63 tahun". Menurutku pendapat inilah yang Masyhur, beliau juga menyebutkan pendapat Al-Madani, "Umar wafat ketika berusia 57 tahun".
Sekian bila ada yang salah saya hanya manusia biasa.