Apakah seorang Wali harus punya Karomah ?

Assalamualaikum Wr.Wb


Setelah pembahasan yang kedua sekarang kita masuk pembahasan yang ketiga yaitu "Apakah seorang Wali harus punya Karomah ?"

Untuk jawabannya adalah tidak harus, Bisa saja seorang Wali tanpa Karomah. Karomah memang bukan keharusan bagi seorang Wali. Karomah dalam Khoriqul Adat (sesuatu yang luar biasa/tidak lumrah), bukan ciri seorang wali.

Karomah (dengan K besar) yang hakiki menurut Ibnu Ibrahim An-Nafzi Ar-Rondi adalah Istiqomah dan Pencapaian derajat kesempurnaannya, yang bentuk perwujudannya tidak lain adalah Iman sejati kepada Allah SWT serta mengikuti apa yang di bawa oleh Rasulullah SAW, baik secara lahir (Syari'at) maupun batin (Thoriqot).

Justru kalau kita berpegang pada karomah (dengan k kecil) dalam arti (khariqul adat) untuk menilai kewalian seseorang, kita bisa terkecoh. Sebab kata Ibnu Athoillah dalam kitabnya Al-Hikam : "Terkadang orang yang sempurna Istiqomahnya pun tidak di karuniai Karomah lantas kok menyimpan kerinduan terhadap selain Karomah (dengan K besar) yang hakiki tadi, oleh Imam Abul Hasan As-Syadzili, dia di sebut orang yang terbius dan orang yang pembohong. Apalagi kalau dia sampai merindukan karomah (dengan k kecil) yang menyimpang dengan syari'at, yang melenceng dari jalur Ridho Allah, maka dia di sebut orang yang celaka. Mungkin dia mendapatkan karomah semacam itu, tapi sebenarnya dia di lulu oleh Allah SWT, untuk di jerumuskan kedalam api neraka kelak. dia bisa menjadi Walinya Syaithon.

Sebaliknya seorang Waliyullah, yang telah mencapai derajat Istiqomah nan Karomah hakiki tadi, mungkin saja tidak di karuniai karomah (dengan K kecil). Dan itu bagi Allah mungkin saja bisa terjadi, yakni Allah SWT menganugrahi karomah kepada hambanya yang telah mencapai derajat dan ketakwaan yang tinggi. Hali itu, sekali lagi bukan sesuatu yang mustahil, karena Allah SWT Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu.

Sekian dan terima kasih maaf kalo ada kata kata yang salah saya hanya manusia biasa.