Karomah

Seringkali kita mendengar bahwa Wali mempunyai kelebihan dan keanehan yang tidak bisa dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya, yang di kenal dengan Karomah.
Disini saya akan membahas tentang Karomah dan akan membahas 3 pertanyaan :

1. Apa itu Karomah ?
2. Benarkah Karomah itu ada ?
3. Apakah Wali harus memiliki Karomah ?

Oke kita akan masuk pada pembahasannya.

1. Apa itu Karomah ?

Kata Karomah berasal dari bahasa Arab yang berarti Mulia.

Secara Istilah, Karomah adalah hal atau kejadian yang luar biasa, di luar nalar (logika) dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seseorang (Waliyullah).

Karomah menurut Ibnu Taimiyyah adalah perkara yang luar biasa tanpa bersamaan dengan pengakuan keNabian. Jika di ikuti dengan pengakuan keNabian maka di sebut dengan Mukjizat.

Jadi, tidaklah sebuah keajaiban/suatu yang luar biasa dari seseorang, harus dinamakan dengan Karomah, akan tetapi subjek lah yang menjadi penentu bahwa sesuatu hal yang luar biasa tersebut dikatakan Karomah.

Karomah merupakan aktivitas yang bertentangan dengan adat kebiasaan manusia biasa lainnya di saat terdesak, dan merupakan realitas sifat kewalian, tentang makna pembenaran dalam situasi terdesak tersebut. Karomah adalah kejadian luar biasa pemberian Allah SWT kepada kekasihNya.

Sa'id Hawwa menjelaskan : "Karomah memang benar-benar terjadi akan tetapi terjadi dalam wilayah tasawuf. Karomah juga bisa terjadi pada orang yang belum sempurna istiqomahnya. karomah bisa sebagai tanda kewalian seseorang yang benar-benar lurus, Istiqomah dalam menjalankan Syari'at Islam".

Karomah dapat diartikan peristiwa yang luar biasa yang keluar dari hukum alam. namun karomah tersebut dapat pula berarti merupakan akibat dari suatu sebab tapi masih dalam lingkup manifestasi taufik Allah SWT.

Lalu dari mana timbulnya karomah ? diantaranya dari sifat zuhud. Kata Sahal bin Abdullah : "Barangsiapa zuhud di dunia ini, selama 40 hari dengan betul-betul tulus dari lubuk hatinya dan benar-benar ikhlas, maka akan memperoleh karomah. Barangsiapa yang tidak memperoleh karomah maka zuhudnya tidak betul".

Imam Ahmad bin Hanbal menggolongkan zuhud menjadi 3 macam :

1. Zuhud orang awam : yaitu sekedar meninggalkan barang yang haram.
2. Zuhud orang istimewa : yaitu meninggalkan hal yang halal.
3. Zuhud orang ma'rifat : yaitu meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan dirinya, yang menyibukkan mereka jauh dari Allah SWT.

Zuhud memang tidak mudah apalagi kalau zuhudnya orang ma'rifat. perjalanan dalam menembus sifat ini amat berat. "Lapar adalah makanan orang-orang Zuhud dan Dzikir adalah makanan orang-orang yang Arif" kata Abdullah Al-Khoroz. karena itu dalam pandangan Yahya bin Muadz, Zuhud ini membawa implikasi mendermakan harta benda si Zahid, sebagaimana mendermakan diri sendiri bagi orang yang sedang di landa cinta. Zuhud ini juga akan membawa dampak berupa : berbuat tanpa pamrih, ucapan tanpa hawa nafsu, dan kemuliaan tanpa kekuasaan.

Jangan sampai kita meminta karomah, yang terpenting adalah berdoa, agar termasuk orang-orang yang mencintai Allah SWT dan Nabi Nya. Bagi kalangan sufi, tidak pernah meminta karomah tetapi Allah lah yang memberi karomah tanpa di pinta. Mereka memandang karomah dengan hati-hati, sebab karomah bisa juga menjadi ujian bagi mereka. Ujian berupa karomah tidak kalah hebatnya dari ujian yang berupa penderitaan. Sebab orang yang hidup menderita sangat sulit untuk Takabbur, Ujub, atau sikap yang menyombongkan lainnya. Berbeda dengan orang yang mempunyai kelebihan dan karomah. Apalagi karomah tersebut diakui oleh orang banyak, godaan untuk berbuat Takabbur dan Ujub bisa datang setiap saat. Karena itu kaum Sufi memandang bagi mereka yang meminta karomah, maka ia terjangkit penyakit cacat jiwa (Aib Ar-Ruh).

Sekian untuk pertanyaan yang pertama (Apa Itu Karomah ?) untuk pertanyaan yang kedua nanti saya posting ke halaman selanjutnya :D

Terima Kasih bila ada salah kata saya hanya manusia biasa.